"Tanya Aja Sama Obatnya", Kata Dokter RSUD Bekasi
08 October 2008
Pendidikan & Pelayanan Kesehatan
Jakarta - Awal bulan kemarin Ibu saya masuk rawat inap di RSUD Bekasi. Awalnya hanya keluhan tulang punggung. Namun, setelah dirawat di sana penyakit yang lain mulai bermunculan. Saya jarang berkonsultasi dengan dokternya karena waktunya yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung dengan dokter. Suatu hari saat dirujuk pulang oleh dokter penyakit dalam keluarga saya senang. Tapi, saya rada ragu karena melihat kondisi Ibu saya yang sepertinya tidak mungkin untuk pulang. Saat saya urus administrasinya dokter neurologinya datang dan tidak membolehkan Ibu saya pulang karena melihat kondisi Ibu saya yang masih"mengigau". Akhirnya Ibu saya tidak jadi pulang. Malamnya Ibu saya pendarahan dari anusnya. Melalui telepon si perawat diperintahkan memberikan obat dan transfusi darah. 3-4 hari kemudian Ibu saya disuruh pulang lagi oleh dokter penyakit dalam. Saya ditelepon ayah saya agar membereskan administrasinya. Saya minta jangan dipulangkan dulu karena Ibu saya belum bisa berdiri dan berjalan. Tunggu 2-3 hari lagi. Tapi, malamnya tiba-tiba pendarahan lagi.. Pagi-pagi saya datang ke RSUD Bekasi untuk melihat kondisi Ibu saya. Saya langsung telepon ke dokter penyakit dalam (komunikasi pertama saya dengan sang dokter setelah lebih dari 2 minggu Ibu saya dirawat di sana). Saya bertanya ke dokter tersebut kenapa terjadi pendarahan. Awalnya si dokter bilang dia sudah kasih obat. Tapi, saya bertanya lagi, "dok, apa gak ada alternatif lain?" Tapi, jawaban yang saya terima dari si dokter sangat membuat saya emosional. Dia menjawab dengan entengnya, "saya sudah kasih obat. Kalau terjadi pendarahan lagi ya tanya aja sama obatnya". Mendengar itu saya kecewa. Langsung saya bilang, "makasih dok." Lalu saya tutup teleponnya. Saat itu juga saya hubungi keluarga agar Ibu saya dipindahkan ke RS lain. Awalnya RS Mitra yang saya hubungi, menurut perawat di sana, harus ada rujukan dari perawat RSUD. Kemudian tante saya mempersilakan perawat RSUD Bekasi dengan perawat RS Mitra untuk berbicara. Setelah mereka selesai tante saya diberitahukan oleh perawat RS Mitra bahwa Ibu saya akan dimasukkan kamar intermedit atau kamar ICU. Mendengar itu spontan tante saya bertanya kenapa mereka bisa berasumsi seperti itu. Padahal pihak RS Mitra belum memeriksa pasien. Sang perawat RS Mitra pun memberitahukan bahwa hal itu adalah rujukan dari perawat RSUD Bekasi. Tapi, begitu dikonfirmasi perawat RSUD Bekasi berdalih tidak berbicara seperti itu. Entah siapa yang berbohong. Saat itu saya sedang di kantor yang saya tahu keluarga saya ada sedikit ribut dengan para perawat di sana. Tanpa pikir panjang lagi saya minta Ibu saya dipindahkan ke rumah sakit mana saja asal jangan di RSUD Bekasi. Walhasil Ibu saya saat itu juga dipindahkan ke RS Cikini. Di sana saya sedikit lega karena dokter dan perawatnnya? ramah. Hingga saat ini Ibu saya masih di RS. Tapi, kondisinya lebih baik.Di sini saya ingin mengingatkan para pembaca. Berhati-hatilah memilih rumahsakit. Tante saya juga bercerita ini kedua kalinya dia memindahkan orang dengan paksa dari RSUD Bekasi.Untuk RSUD Bekasi tolong diperhatikan kinerjanya. Terutama dokternya.Untuk dokter specialis penyakit dalam hargailah pasien. Ingat visi dan misi sebagai dokter. Terima kasih. BennyBintang Metropol Blok A7/4 Bekasib3nny_riyanto@yahoo.co.id08128431095(msh/msh)
662 dilihat