Surat Pembaca Indonesia

Suara Kecewa Selama Perawatan di RSIA Budi Kemuliaan

Pendidikan & Pelayanan Kesehatan

Jakarta - Bersama surat terbuka ini saya bermaksud menyampaikan beberapa keluhan yang kami alami selama perawatan bersalin istri dan anak di RSIA Budi Kemuliaan.1. Sebelum dirawat/bersalin kami mencari informasi tentang harga masing-masing kamar. Kami mencari informasi di lantai 2 tidak hanya sekali saja dan mendapatkan jawaban yang serupa. Kami menanyakan tentang kamar yang dapat ditunggu oleh 2 orang dan diberikanlah pilihan kamar Subadra. Setelah tiba waktu bersalin kami memilih kamar tersebut. Tetapi, alangkah terkejutnya ternyata diberikan informasi bahwa kamar tersebut hanya bisa ditunggu oleh 1 orang. Mengapa bisa terjadi perbedaan informasi?2. Setelah tiba di kamar perawatan (Kamar Subadra No 617, tanggal 29 Oktober 2008), akhirnya saya menunggu di luar (karena hanya 1 orang saja yang boleh menemani istri). Ternyata ketika malam begitu tersiksanya jika harus ke toilet. Dari 6 lantai yang ada hanya lantai 4 dan UGD yang terbuka toiletnya. Apakah toilet bukan merupakan sarana umum? Apakah saya yang termasuk keluarga pasien tidak mendapat fasilitas umum tersebut? Apa pun alasannya menurut saya toilet merupakan sarana yang juga diperlukan.3. Setelah selesai melakukan persalinan (30 Oktober 2008, pukul 12:00) saya keluar kamar bersalin bermaksud mengantar kakak ipar saya keluar rumah sakit dikarenakan beliau ingin pulang. Ketika saya bermaksud ingin masuk kembali alangkah terkejutnya karena saya dilayani dengan tidak bersahabat oleh petugas kamar bersalin. Saya mengatakan bahwa istri saya ada di dalam dan ingin menemani. Tetapi, belum selesai bicara petugas tersebut memotong omongan, "istri Bapak sudah melahirkan?" Saya jawab, "sudah". Petugas langsung berbicara, "kalo gitu biar istri Bapak istirahat dulu." Langsung dia menutup pintu dan menguncinya.4. Ternyata ketika saya tidak diizinkan masuk kembali kamar bersalin istri saya di dalam mengalami kesulitan saat dia ingin buang air kecil. Semua petugas sudah dipanggil. Tapi, tidak ada yang datang sehingga istri saya berusaha sendiri untuk ke toilet sehingga selang infusnya tertekan sehingga banyak darah yang keluar. Akhirnya saya berhasil masuk setelah saya mencoba berusaha masuk kembali. Oleh petugas saya "disalahkan" karena tidak menunggui istri saya. Apakah seperti itu sikap pelayan yang baik. Di mana tanggung jawab petugas.5. Ketika si kecil butuh perawatan kembali (Ariq, perawatan di Neo 4, 12 Oktober2008) karena bilirubinnya tinggi istri saya juga mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Atas saran dokter si kecil dianjurkan untuk banyak minum. Namun, ketika istri saya menyusui karena kesulitan untuk membangunkan maka ditanyakan ke perawat yang bertugas. Dengan santainya perawat itu berkata, "itu sudah kenyang, Bu." Lalu istri saya menjelaskan bahwa si kecil belum lama menyusuinya. Tapi, tetap saja si perawat menjelaskan bahwa si bayi sudah kenyang dan diminta untuk dibiarkan saja.Kami berharap dengan perawatan di RS mendapatkan perhatian dan hasil yang lebih. Tetapi, ketika mendapatkan kejadian seperti ini kami menjadi ragu. Apakah memang demikian sikap yang benar menangani pasien?Saya berharap khususnya kepada Jajaran Direktur untuk dapat membenahi kembali pelayanan dan fasilitas yang ada. Agar lebih profesional lagi dalam menangani pasien. Terima kasih atas perhatiannya. Cahyo Julang HartadiJl Dieng II No 7 Tangerangcjh@centrin.net.id0812 960 3117(msh/msh)


1191 dilihat