Dokter Operasi RS Muhammadiyah Bandung Tidak di Tempat
11 March 2009
Pendidikan & Pelayanan Kesehatan
Jakarta - Sebelum terjadi kasus yang saya alami saya sangat percaya pada RS (Rumah Sakit) Muhamadiyah Bandung. Ini terjadi pada saat saya merencanakan kelahirah anak pertama kami di RS Muhammadiyah.Seperti biasa kami mendaftar dahulu pada pukul 3 pagi tanggal 8 Maret 2009 dengan kondisi ketuban istri saya sudah pecah dahulu. Berencana ditangani oleh bidan. Kemudian kami? masuk ke ruang persalinan.Sekitar jam 7.20 Bidan menyarankan untuk ditangani oleh dokter Nelvy karena kondisi ketuban pecah. Saya pun menyanggupi dan mulai dirangsang infus.Sekitar Jam 9.40 dokter yang dinanti belum juga datang. Sementara istri saya sudah gelisah. Kepala bayi sudah muncul di mulut vagina dan tetap harus ditahan. Akhirnya sekitar jam 10.05 dokter Nelvy datang. Terjadilah proses kelahiran jam 10.20. Setelah itu dokter Nelvy pergi lagi.Alhamdullilah bayi saya sehat. Mungkin dianggap normal oleh bidan vagina mulai dijahit. Akan tetapi terjadi pendarahan terus menerus dari jam 11.00 diakibatkan luka di leher rahim! Sungguh mengecewakan. Tidak teliti sebelum penjahitan.Untuk menahan pendarahan vagina hanya disumpal kain kassa. Bidan berusaha menghubungi dokter. Tapi, tidak ada satu pun yang bisa karena week end dan dokter Nelvy pun sedang menangani pasien lain.Sampai jam 14.45 datanglah dokter Jamil. Kondisi istri saya sudah shock, kritis, kurang darah, sampai HB5/tensi 64 serta menggigil. Badannya hampir dingin semua. Tetapi, tidak ditambah darah.Akhirnya dokter jamil berdiskusi dengan saya memberikan pilihan harus dioperasi. Tetapi, tidak bisa dilakukan di RS Muhammadiyah karena dokter ruang operasi sedang tidak di tempat.Sungguh mengecewakan! Pilihan operasi di RSHS atau RS Al Islam. dokter Jamil menyarankan di RS Al Islam. Saya pun menyanggupi. Alhamdullilah kurang dari 2 jam operasi beres dilakukan di RS Al Islam dengan kesigapan petugas. Mungkin bila tidak tertangani dengan baik istri saya tidak selamat.Saran untuk Direktur RS Muhamadiyah agar memperbaiki pelayanan pada pasien. Apalagi dalam kondisi kritis dan kualitas SDM diperhatikan. Karena RS Muhammadiyah mendapat penghasilan dari pelayanan terhadap pasien.Saya pun merasa dirugikan dengan biaya yang dikeluarkan jadi lebih besar lagi. Mudah mudahan kasus ini tidak terjadi pada pasien lain dan bukan termasuk kategori malapraktek.Iman Sulaeman S PdKomplek Cijerah 1 Blok 5 No 1 Bandung(msh/msh)
4214 dilihat