RSIA Bunda Jakarta Sangat Mengecewakan
19 May 2009
Pendidikan & Pelayanan Kesehatan
Saya adalah pasien salah satu Dokter SPOG (Profesor) yang terkenal di RSIA Bunda, Jakarta. Beliau juga praktek di Rumah Sakit Budhi Jaya, Tebet, Jakarta. Saya melahirkan putra pertama saya secara normal di RSIA Bunda pada tanggal 18 Maret 2008. Waktu itu saya masih dinas kerja di Bandung, namun saya tetap melakukan kontrol ke RSIA Bunda karena saya sangat mempercayai Dokter tersebut. Kebetulan untuk jadwal USG setiap hari Selasa dan Jumat sangat terkenal dengan lamanya dan terbatas maksimal 5 pasien (kenyataannya tidak).Suster yang melayani di RSIA Bunda selama ini sangat tidak ramah, namun saya tidak perduli, karena yang saya butuhkan adalah Dokternya. Kehamilan kedua ini beruntung saya pindah dinas di Jakarta, namun saya tinggal di Bogor. Saya tetap melakukan kontrol ke Dokter tersebut. Pada tanggal 8 Mei 2009 (Jumat) saya melakukan kontrol USG. Saya mendapat no. urut 4. Saya tiba pukul 17.30 untuk mengambil nomor antrian tersebut. Pada pukul 21.00 tibalah giliran saya, namun tiba-tiba ada pasien mendadak dengan suster khusus datang dan langsung duduk di ruang tunggu bagian dalam.Saya langsung konfirm dengan suster yang membawanya apakah pasien tersebut urgent karena dia datang terlihat sehat dan tanpa dibantu kursi dorong. Lalu saya bilang dengan sustertersebut, saya tidak mau disela karena dia baru saja datang. Pengalaman saya, setiap pasien urgent tetap masuk UGD dahulu dan kalaupun mau menemui dokter tetap harus ambil no antrian. Saya pernah mengalami waktu mengalami flek tanggal 27 Maret 2009 saya mau menemui Dokter saya tersebut, namun saya ingin tindakan langsung, jadi saya masuk UGD terlebih dahulu (pukul 19.00). Saya mengalami kram perut dan sesak nafas. Saya pun tidak sanggup berdiri lama-lama.Namun, Dokter yang berjaga pada malam itu menyarankan saya untuk tetap periksa ke Dokter saya yang kebetulan hari itu jadwal USG. Saya tahu, untuk jadwal USG pasti lama, saya tidak mau antri, minta ditindak langsung saja atau ganti Dokter. Setelah berdebat cukup lama akhirnya saya tetap mengambil no antrian dan menunggu di R. tunggu. Saya baru dapat masuk periksa pada pukul 22.00. Bandingkan dengan pasien yang langsung masuk menyela saya. Padahal saya sudah konfirm dengan susternya. Tanpa permisi suster tersebut langsung membawa pasien tersebut untuk masuk periksa.Jelas saya marah. Pada giliran saya masuk (tentunya setengah jam kemudian) saya langsung minta konfirmasi Dokter dan susternya. Dokter meminta maaf dan menyalahkan susternya. Namun suster yang berjaga (bukan yang membawa pasien tadi) dengan ketusnya hanya mengiyakan tanpa meminta maaf. Saya langsung memutuskan hubungan dengan Dokter tersebut dan RSIA Bunda. Percuma saya percaya pada Dokter tersebut tanpa dukungan dari pihak Rumah Sakit. Bagaimana pelayanan RSIA Bunda yang terkenal selalu mengutamakan pelayanan dan kepuasan pasiennya? Inikah jawabannya? Kepada manajemen RSIA Bunda, mohon menjadi perhatiannya. Demikian surat saya ini, terima kasih kepada kompas.com atas dimuatnya surat saya ini. Salam, Eka. Eka Sari Sabariah Jl. Daud No. 6 Tanah Kusir Jakarta Selatan
951 dilihat