OVO Tuntut KTPSelfie untuk Ambil Uang Salah Transfer Tutup Akun
01 May 2019
Pemerintah
Saya adalah pengguna OVO di nomor 0858929xxxxx. Awalnya saya daftar OVO secara bebas dan mudah tanpa perlu melampirkan persyaratan yang ribet. Namun keanehan muncul saat hendak mengklaim uang saya yang salah transfer, dimana ternyata untuk mentransfer kembali uang tersebut, akun OVO saya perlu di-upgrade yang membutuhkan KTP, selfie bersama KTP, juga nama ibu kandung. Bahkan syarat-syarat yang diajukan lebih kompleks dari pendaftaran CPNS, sampai meminta nama ibu kandung segala yang semestinya adalah standar pembukaan rekening bank. Saya sudah berusaha untuk menghubungi customer service (CS) OVO untuk berkompromi karena syarat-syarat ini cukup memberatkan sementara jumlah uang yang salah ditransfer sangat besar bagi saya. Namun sepertinya CS OVO kurang memiliki empati juga tidak membaca email saya, jadi banyak yang hanya mengcopy-paste template yang terus diulang-ulang, entah mengejar performa semata atau bagaimana. Pernah ada satu CS OVO yang memberikan jawaban berbeda dan menyarankan agar saya melakukan penarikan uang salah transfer tersebut di booth OVO yang terdapat pada daftar yang dia berikan, tapi setelah mendatangi salah satu booth yang dimaksud di Pejaten Village, Jakarta, PIC (person in charge) yang bersangkutan menolak untuk mencairkan uang tersebut karena fitur itu tidak umum dilakukan. Kalau begitu kenapa hal ini disarankan? Itu kan merugikan pelanggan yang sudah jauh-jauh datang kesana baik dari segi waktu dan biaya. Sangat kecewa, saya berniat menutup akun OVO sekalian dan ternyata lagi-lagi saya diminta untuk mengunggah KTP dan foto selfie. Padahal baru beberapa bulan lalu saya menutup akun OVO lama saya tanpa tetek-bengek merepotkan seperti upload KTP terlebih selfie. Terus terang layanan OVO sekarang ini seakan-akan menjebak pelanggan untuk memberikan data-data yang sangat privasi dengan cara "menyandera" hal-hal yang dibutuhkan. Saya harap OVO bisa segera menutup akun saya dan mengembalikan sisa uang yang salah transfer karena menurut saya tidak etis menuntut pelanggan untuk memberikan data-data pribadi hanya demi mengakses layanan yang semestinya sudah menjadi bagian dari kewajiban mereka untuk memberikannya. Untuk agan-agan sekalian yang membaca thread ini, harap sangat berhati-hati dengan uang elektronik semacam OVO. Karena menurut saya, sangat tidak sepadan untuk menukarkan data yang amat privat untuk cashback yang tidak seberapa, sementara sistem keamanannya tidak jelas. Padahal data-data tersebut sangat penting dan bisa jadi disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai hal yang terjadi pada saya juga dialami oleh anda. UPDATE Untuk agan yang belum tahu kenapa thread sederhana ini bisa jadi populer, mungkin bisa baca analogi ini sejenak: Agan belanja ke warung sebelah untuk beli chitos, harganya 2 ribuan. Karena mirip, agan bayarnya tidak sengaja pakai uang 20 ribu dan pulang. Waktu balik lagi buat ambil kelebihannya, tukang warungnya bila, "oh, nggak bisa gan. Peraturan saya, uang yang sudah masuk baru bisa diambil kembali kecuali agan kasih duplikat kunci rumah agan. Ini didukung oleh peraturan menteri sekian dan sekian. Jadi kasih saja, cuman kunci doang, kok. Deal?" Lalu datanglah orang-orang tidak jelas darimana yang memaksa bahwa agan harus serahkan kunci sambil bilang, "cuman duplikat kunci rumah saja repot! Kasih aja! Kunci rumah sebelah juga dikasih kok waktu dia minta kembalian!" Jangan gampang terbawa suasana, ntar dibully sedikit pasti jatoh. Lihat dengan terang-benderang. Apa mengambil uang orang tanpa izin itu benar? Kalau menurut agan itu benar, ketahuan deh ada di pihak mana P.S. : Kadang buzzer untuk tujuan tertentu itu benar-benar ada
731 dilihat