Kecewa dengan KRL Commuter Line
16 May 2012
Pemerintah
Sekarang jika kita naik dari Stasiun Juanda kearah Stasiun Kota saat jam pulang kantor harus membayar tiket relasi Juanda-Kota yang hanya berjarak dekat terpaut 3 stasiun. Padahal biasanya agar bisa mendapat duduk para penumpang yang kearah Bogor terbiasa naik dari Stasiun Juanda dan ikut kearah Stasiun Kota dulu ( tidak langsung naik dari Stasiun Juanda ke arah Bogor ) karena biasanya jika sudah naik KRL yang dari arah Kota tidak dapat tempat duduk dan berdiri hingga Bogor. Pertanyaan saya adalah: 1. Apakah bagi KRL Commuter line tidak ada yang lebih prioritas daripada menerapkan hal tersebut, misalnya: KRL Ekonomi yang sering mogok dan menghalangi kereta dibelakangnya, masih adanya gangguan sinyal padahal katanya sudah ada penambahan gardu listrik, berjubelnya penumpang saat pagi dan sore hari pulang kerja baik di kereta Ekonomi maupun Commuter, masih ada penumpang naik diatas gerbong kereta Ekonnomi dan lain-lainya. 2. Apakah pemasukan KRL Commuter bertambah significant dengan cara seperti itu? 3. Apa ruginya KRL Commuter line jika ada penumpang kearah Bogor dari Stasiun Juanda yang ikut ke STasiun Kota dulu? Apakah keretanya langsung menjadi penuh dari Juanda ke Kota? 4. Apa jaminan KRL Commuter line bagi penumpang yang naik dari Setasiun Juanda langsung ke Bogor untuk kepastian bisa mendapat tempat duduk? 5. Apakah kebijakan seperti itu berlaku disemua Stasiun perlintasan yang berjarak dekat dengan Stasiun awal pemberangkatan ( Setasiun Bogor dan Stasiun Kota ). Siapa yang membuat kebijakan yang tidak populer ini, pihak Manajemen atau pihak Outsource keamanan yang dipakai KRL Commuter saja? Tolonglah jangan membuat kebijakan seperti ini, mana bukti sesumbar rencana penambahan gerbongnya? mana bukti sesumbar interval tiap jadwal perjalanan hanya maksimal 10 menit sekali? Terima kasih.
869 dilihat