Ketika Anggota DPR Harus Memilih : Rakyat Atau Partai
15 February 2013
Pemerintah
Setahun menjelang Pemilu, Suasana Politik semakin terasa berbeda. Aktivitas partai, khususnya yang lolos verifikasi sebagai parpol peserta pemilu 2014, perlahan-lahan mulai terlihat. Hal ini menimbulkan kecemasan tersendiri bagi beberapa pihak, seperti BK DPR dan saya. Wakil Ketua BK DPR Siswono Yudohusodo mengatakan menjelang tahun-tahun sibuk seperti sekarang ini, sebaiknya pimpinan Parpol memerintahkan kadernya yang memiliki waktu lebih untuk mengurus rakyat (baca : DPR ). BK DPR sendiri mengapresiasi mundurnya Ibas dari DPR karena ingin fokus sebagai Sekjen Demokrat. Hal ini menunjukkan kedewasaan berpolitik Ibas, karena ia menyadari jika tetap berada di DPR, ia tidak akan maksimal mengurus partainya, pun tidak bisa maksimal dalam memikirkan rakyatnya. Sayangnya, masih banyak petinggi parpol, maupun kader parpol yang begitu aktif di partai akan tetapi belum mau beranjak juga dari kursi DPR. Padahal masih banyak kader di partainya yang memiliki waktu luang. Tentunya kita tidak bisa menyalahkan mereka. Yang kita perlukan adalah kesadaran mereka. Selama mengurus partainya -apalagi persiapan pemilu 2014 pasti lebih berat dari pemilu sebelum-sebelumnya -, apakah anggota dewan tersebut juga masih bisa memikirkan rakyatnya. Tentu hal itu memerlukan tenaga dan perhatian super ekstra. BK DPR pun hanya bisa menghimbau kepada pimpinan parpol, untuk merecall kadernya yang tidak maksimal lagi di DPR. Nah, terus apa yang bisa saya lakukan? Saya hanya berdoa semoga para anggota Dewan bisa memilih dengan bijak, mana yang akan diprioritaskannya, Rakyat atau Partai. Sepenggal lagunya Iwan fals : Di kantong safarimu kami titipkan, Masa depan kami dan negeri ini
615 dilihat