Dendeng Sapi, Petugas Bea Cukai Bandara Juanda, dan Flu Tumbuhan
22 May 2009
Pemerintah
Jakarta - Pada hari Selasa, 12 Mei 2009 saya mendarat dengan menggunakan pesawat Air Asia QZ7614. Sesampainya di Bandara Juanda saat akan keluar saya dicegat oleh seorang petugas Ditjen Bea dan Cukai yang menanyakan isi tas tangan saya. Saya menyebut ini dendeng sapi (karena saya tahu banyak wabah flu babi sehingga saya beli dendeng sapi) dan manisan. Saat itu saya diajak masuk ke sebuah ruangan. Lalu dia mengatakan tidak bisa mengizinkan saya membawa kedua barang tersebut dengan alasan flu babi. Saya berkata kepada Bapak tersebut bahwa yang saya beli ini adalah dendeng sapi. Namun, dia tidak mengizinkan dengan alasan flu dapat menyerang kepada semua hewan. Dia mengatakan juga bahwa saat ini telah terjadi flu kuda di negara Indonesia. Saya cuma berkata dalam hati 'apa seperti ini didikan Bea Cukai di Indonesia'. Akhirnya saya menyetujui agar dendeng sapi tersebut ditahan ( entah ditahan atau dimakan). Kemudian yang berikutnya dia menahan manisan nanas yang saya bawa dari Malaysia dengan dalih juga terjadi flu tumbuhan di Indonesia. Langsung saat itu juga bapak tersebut saya tegur. "Pak, mungkin saya tidak berada di Indonesia selama 5 hari. Namun, saya bukan orang bodoh yang tidak mengikuti perkembangan berita. Mana ada flu tumbuhan itu? Ini sangat konyol sekali. Kalau Bapak mau menahan dendeng itu okelah saya kasih. Tapi, kalau manisan ini ikut ditahan saya tidak terima". Akhirnya dia mengizinkan saya untuk membawa manisan tersebut pulang. Saya ingin pertanyakan ialah betapa tidak profesionalnya petugas Bea Cukai dalam mengelola sumber daya manusianya. Kalau memang ingin menahan barang tolonglah pakai alasan yang lebih rasional. Jangan flu tumbuhan dipakai sebagai kedok. Saya harap pihak PT Angkasa Pura atau Dirjen Bea Dan Cukai atau Pihak terkait lebih memperhatikan sumber daya manusianya dalam hal? berbicara. Terima kasih.Brilliant Renadi SamaloJl Danau Bratan Timur H3G25 Malangbrilox@gmail.com0817584103(msh/msh)
603 dilihat