Macet Jakarta, Angkutan Massal, dan Gedung 'Baru' DPR
17 August 2010
Pemerintah
Jakarta - Sungguh bosan menyadari dan mengalami kemacetan Jakarta yang makin menjadi-jadi. Minggu lalu kemacetan menjadi topik paling tren di detik.com. Tapi, sesudahnya menjadi angat-angat tahi ayam. Mengapa pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah yang satu ini sejak puluhan tahun lalu. Seharusnya dipikirkan bahwa kota besar itu butuh angkutan massal kereta api cepat (MRT/ Subway) dan bukan pemakaian kendaraan pribadi massal. Kemudian layak dipikirkan bus/ angkutan 'dinasionalisasi' sehingga supir bus/ angkutan menerima gaji dan bukan mengejar setoran. Tentu saja bus/ angkutan tidak akan brutal seperti sekarang ini.? Apakah tidak bisa mencontoh kota besar di negara lain? Mungkin yang selalu dikeluhkan pemerintah adalah kemampuan modal untuk mewujudkan angkutan massal. Namun, di sisi lain membangun gedung DPR yang 'baru' sangat mubazir. Aneh bukan. Bayangkan berapa juta liter bahan bakar terbuang percuma dengan penyakit kemacetan ini. Belum polusinya yang akibatnya pemerintah menjerit subsidi BBM memberatkan APBN. Padahal, akar permasalahan hanyalah belum adanya sarana angkutan massal. Belakangan muncul peraturan pembatasan pemakaian sepeda motor di Jakarta. Membludaknya pemakaian sepeda motor seharusnya disadari karena buruknya keadaan angkutan massal di Jakarta. Bosan dan lelah RusliJakartarusli_jktbrt@yahoo.com 98775118(msh/msh)
556 dilihat