Surat Pembaca Indonesia

Serakahnya KRL Commuter Line

Pemerintah

Sekarang jika kita naik dari St Juanda kearah St Kota saat jam pulang kantor harus membayar tiket relasi Juanda-Kota yang hanya berjarak dekat terpaut 3 stasiun. Padahal biasanya agar bisa mendapat duduk para penumpang yang kearah Bogor terbiasa naik dari St Juanda. Dan ikut kearah St Kota dulu ( tidak langsung naik dari St Juanda ke arah Bogor ) karena biasanya jika sudah naik KRL yang dari arah Kota tidak dapat tempat duduk dan berdiri hingga Bogor.Pertanyaan saya adalah:1. Apakah bagi KRL Commuter line tidak ada yg lebih prioritas daripada menerapkan hal tsb, mis: KRL Ekonomi yg sering mogok dan menghalangi kereta dibelakangnya, masih adanya gangguan sinyal padahal katanya sudah ada penambahan gardu listrik, berjubelnya penumpang saat pagi dan sore hari pulang kerja baik di kereta Ekonomi maupun Commuter, masih ada penumpang naik diatas gerbong kereta Ekonnomi dsb-dsb .2. Apakah pemasukan KRL Commuter bertambah signifikan dengan cara seperti itu?3. Apa ruginya KRL Commuter line jika ada penumpang kearah Bogor dari St Juanda yang ikut keSt Kota dulu? Apakah keretanya langsung menjadi penuh dari Juanda ke Kota?4. Apa jaminan KRL Commuter line bagi penumpang yang naik dari St Juanda langsung ke Bogor untuk kepastian bisa mendapat tempat duduk? 5. Apakah kebijakan spt itu berlaku disemua Stasiun perlintasan yang berjarak dekat dengan Stasiun awal pemberangkatan ( St Bogor dan St Kota ).Siapa yang membuat kebijakan yang tidak populer ini, pihak Manajemen atau pihak Outsource keamanan yang dipakai KRL Commuter saja? Tolonglah jangan membuat kebijakan sebodoh ini. Mana bukti sesumbar rencana penambahan gerbongnya? Mana bukti sesumbar interval tiap jadwal perjalanan hanya maksimal 10 menit sekali? Terima kasih. Hendro Saksomo Bogor Country blok F2/6 Bogor


963 dilihat