Surat Pembaca Indonesia

Pengendara Motor Besar Masih Saja Arogan

Pabrik & Produksi

Gembar-gembor para pengendara motor besar yang mengatakan bahwa mereka bukan pengendara yang arogan ternyata masih jauh dari kenyataan.Pada tanggal 18 Juli 08 sekitar pukul 16.00 WIB saya mengendarai mobil bersama putri saya di jalan Adisutjipto Yogya menuju ke arah timur, sebelum pertigaan Janti saya melaju pelan karena lampu merah di depan saya. Dari arah timur ada beberapa sepeda motor besar melaju ke arah barat, beberapa pengendara lain menepi memberi jalan kepada mereka.Saya tidak tahu bagaimana persisnya tapi mungkin menurut perkiraan saya ada beberapa pengendara lain yang tidak bisa menepi karena lalu lintas cukup padat dan ini mungkin membuat sebagian pengendara motor besar jengkel, salah satu dari mereka kemudian memutar gas motornya keras-keras, mesin sebesar itu ternyata mengeluarkan suara knalpot yang sangat memekakkan telinga dan mengagetkan, sontak putri saya yang baru berusia 3 bulan tersentak dan menangis menjadi-jadi, hal ini cukup membuat saya panik di tengah-tengah lalu lintas seperti itu.Saya sempat memperhatikan para pejalan kaki dan orang-orang di sekitar jalan itu yang juga terkaget-kaget mendengar suara motor mereka, beberapa orang menggeleng-gelengkan kepala, mungkin mereka berpikiran sama seperti saya.Saya juga tidak tahu bagaimana nasib para pengendara lain yang kebetulan ada di depan pengendara motor besar itu saat itu, pasti tidak sedikit yang ketakutan dengan perlakuan seperti itu, ya tapi mungkin memang itu tujuan mereka membuat takut pengendara lain, tidak peduli di jalan-jalan juga ada anak-anak atau orangtua sekalipun, tanpa peduli bahwa mungkin itu bukan di kota mereka sendiri tapi bersikap seolah-olah jalanan milik mereka sendiri. Andre Maurice Jalan Menukan 5 Karankajen Yogyakarta


887 dilihat