Surat Terbuka untuk OTO Finance Kredit Motor
06 July 2017
Lain-Lain
Case Closed Quote:Pihak Perusahaan yang bersangkutan tadi pagi telp saya dan proses peringanan biaya 'reposession charge' dipermudah.. dan Alhamdulillah motor sudah kembali ke rumah adik saya... Hal-hal yang bisa dipelajari dikasus adik saya ini : - Kekuatan Media Sosial yang luar biasa cepat tersebar - Jangan mau diambil kunci dan STNK sama orang 'Eksternal' - Kalau misalnya mau telat / nunggak, sesegera mungkin konfirmasi ke kantor yang bersangkutan. - Melek Hukum Spoiler for Old : Tujuan saya membuat Surat Terbuka disini adalah untuk meminta kejelasan dari Pihak perusahaan sehingga seharusnya masyarakat luas tau tentang keburukan service dari pihak 'Eksternal' OTO Dimulai dari kasus saya, kronologisnya begini : Adik saya punya cicilan Beat FI dari OTO, yang jatuh tempo pada tanggal 19 dengan cicilan Sekitar Rp 600.000 setiap bulannya. Pada tanggal 15 Juni 2017 ada Debt Collector Atas nama Gunawan dan 1 lagi yang ga ngasih tau nama ke rumah adik saya, memberitahu ke ibu saya bahwa saya harus ke kantor guna untuk membayar cicilan yang telat 1 bulan (saya memang punya tunggakan 1 bulan). Pada tanggal 15 Juni 2017 adik saya tidak diperbolehkan untuk membayar via online atau kantor cabang.. katanya sudah di blokir, jadi harus ke kantor, dan Pak Gunawan juga menyinggung kalau adik saya tidak ke kantor pada tanggal 16 Juni 2017 maka THR / Bonus Pak Gunawan Tidak Cair. Dengan maksud baik , maka pada tanggal 16 Juni 2017 adik saya dan saya pergi ke kantor Oto Kredit Motor di Jalan Moch Ramdhan untuk bayar cicilan dan buka blokiran. Jam 9:00 Pagi saya sudah sampai di kantor Oto dan langsung Telp Pak Gunawan, tapi katanya sedang tidak ada dikantor dan saya disuruh cari Pak Satria. Saya langsung ke lantai 2 dan mencari yang namanya Satria sampai jam 10:30 Saat saya sudah mulai kesal Nunggu, saya ketemu dengan Pak Jamal alias Pak Aji yang katanya jabatannya sama dengan Pak Satria. Saya diminta memperlihatkan STNK katanya mau diliat PLAT nomor, dan ngga lama minta konci motor katanya mau digosok nomor mesin (disini saya mulai curiga, ada yang aneh) Jam 11:15 saya diberi invoice yang nominalnya luar biasa anehnya. di Invoice tersebut saya harus membayar 2 bulan cicilan dan uang "Reposession Fee" seharga Rp 1.500.000 jadi saya total harus membayar Rp 3.355.000 dengan deadline tanggal 23 Juni 2017. Spoiler for Bukti : Saya tidak punya uang sebesar itu pada hari itu, jadi saya minta kejelasan dan detil tentang uang 1.5jt tersebut... tapi mereka ngeyel kalo itu memang ada aturan dari pusat blablabla... pokoknya saya kalah di hari itu, saya sudah emosi dan kesal karena saya merasa ditipu saat itu. Setelah berdebat sampai jam 12:00 saya ngerasa cape dan tidak ada gunanya karena saya rasa mereka sudah biasa seperti ini jadi mereka sudah menyiapkan alasan beribu cara. Saya masih tidak habis pikir, adik saya punya tunggakan 1 bulan saja tapi motor saya sudah di ambil... kata mereka adik saya udah telat 2 bulan.. pedahal ini masih tanggal 16 Juni 2017 belum tanggal 19 Juni 2017... saya punya teman yang punya tunggakan 3 bulan motor, baru disita bukan 1 bulan tunggakan! Akhirnya adik saya disuruh tandatangan selembar kertas yang judulnya "Tanda Terima Kendaraan Tarikan". Hanya selembar kertas saja. Spoiler for Bukti : Tanggal 21 Juni 2017 saya kembali ke kantor Oto dengan harapan ada peringanan beban biaya penarikan karena sebelumnya saya sudah mencari info tentang kasus saya, dan seharusnya bisa. Dikantor Oto Jam 11:00 saya ketemu dengan Pak Jamal / Pak Aji, seperti biasa, pembicaraan tanpa solusi, saya hanya minta peringanan tapi katanya harus ke pak Satria dan Pak Jamal / Aji langsung pergi gitu aja. Akhirnya saya putuskan untuk nunggu Pak Satria datang Jam 13:16 Akhirnya Telp saya diangkat oleh Pak Satria, saya minta peringanan ke pak satria tapi katanya butuh proses waktu 4 hari. sedangkan deadline awal adalah 23 Juni 2017. dengan kata lain, motor saya pasti hangus.. akhirnya saya nego kembali di telp tapi nada bicara beliau sudah tidak enak didengar. Beliau sempat ngomong kalau soal deadline pembayaran itu bukan wewenangnya dia. Jam 14:00 Saya ketemu dengan Rista (korban juga) yang kasusnya mirip dengan saya. Lalu saya minta keterangan dari beliau. Kasus Mba Rista sama persis dengan saya, diminta uang external 1.5jt tapi karena mba rita punya kenalan Ormas akhirnya bisa di nego menjadi Rp. 500.000 aja. Saya photo invoicenya. Sekitar jam 15:00 akhirnya Pak Satria datang ke kantor, kita ngobrol singkat di parkiran dan saya minta baik-baik tapi beliau marah-marah ga jelas..katanya saya ga berhak untuk ngurus motor adik saya.. dia maunya berurusan dengan adik saya.. (adik saya terlalu pendiem dan polos, jadi saya ga mau dia yang ngurus) Jam 14:00 saat kantor oto mau tutup saya berniat untuk pamitan ke pak satria karena saya akan mudik, maksud saya disini baik... tolong dipertimbangkan pengajuan peringanan saya. Akhirnya Pak Satria meng-iya kan untuk peringanan dan juga saya bisa bayar lewat dari tanggal 23 Juni 2017. tanggal 23 Juni 2017 Saya SMS Pak Satria guna menanyakan Pengajuan Peringanannya sudah di proses apa belum, tapi tidak ada balasan Tanggal 24 Juni 2017 Saya SMS lagi, tapi tidak di balas Tanggal 27 Juni 2017, Akhirnya Telp saya dijawab (setelah 4x coba) dan katanya proses pengajuannya belum ada jawaban dari pusat karena pusat masih libur Tanggal 3 Juli 2017 saya SMS, Tidak ada balasan Tanggal 4 Juli 2017 Saya SMS, Masih tidak ada balasan Tanggal 5 Juli 2017 (hari saya buat Surat terbuka ini) akhirnya saya dapet SMS dari pak satria yang isinya "belum di ACC kang, pengajuannya" Spoiler for SMS : Lalu saya langsung Telp Pak Satria, dan kata Pak Satria katanya kasus saya ini rumit (WTF) katanya pusat harus liat kronologisnya dulu dan riwayat cicilan saya. (serius???) Agan-agan disini, ane minta tolong apabila ada kenalan dari pihak Oto atau bahkan pernah ngalamin kasus yang sama... tolong share ya bagaimana solusinya. karena ane takut tiba-tiba motornya ane lenyap gitu aja.. kan sayang udah bayar 11x... FYI : - Mulai dari tanggal 21 Juni 2017 saya selalu record pembicaraan by phone. - Ane ga punya photo mereka, tapi kalau ada yang minta, ane siap ke kantornya lagi bawa lensa tele buat photo mereka. - Sampe sekarang ane belum tau yang mana namanya Pak Gunawan karena waktu itu cuma ketemu ibu saya, bukan saya.
835 dilihat