Surat Pembaca Indonesia

Penipuan Sdr Priyandoko alias PeYe Pemilik PEYE CAT BODY REPAIR Jogja

Lain-Lain

SURAT TERBUKA UNTUK SDR. PRIYANDOKO (PEYE CAT BODY REPAIR JOGJA) Surat terbuka ini ane buat karna ane sudah hampir lelah berperan layaknya debt-collector. Bukan untuk menagih kredit macet nasabah bank atau “bla-bla-bla finance”, tapi untuk ane sendiri. Mirisnya, yang ane lakukan selama hampir 2 tahun ke belakang ini bukan menagih hutang, tapi MENGEJAR UANG ANE YANG DILARIKAN. Iya “DILARIKAN” atau kalau ane boleh nyaru (kasarnya) ane DITIPU dengan lembut. Bukan lembut juga sih sebenarnya benar-benar ditipu. Sebaiknya ane mulai kronologinya… Januari 2016. Sore sekitar tanggal 24 ane singgah di tempat teman ane, namanya Yoga. Bercerita banyak tentang usaha ane yang berjalan kurang lancar sampai akhirnya ane menyampaikan akan menjual mobil ane untuk tambahan modal. Setelah percakapan itu Yoga mempertemukan ane dengan pamannya yang punya usaha sampingan Jual-Beli Mobil Bekas, Pak Peye. Ane meng-iya-kan. Ane pikir kalau transaksinya berhasil akan saling menguntungkan, untuk ane dan untuk Yoga juga yang pasti dapat komisi dari hasil jual-beli. Walaupun sebelumnya ane tidak pernah menjual barang apapun lewat perantara. Selama ini ane terbiasa mengiklankan sendiri lewat situs jual-beli, group Facebook, atau langsung menawarkan pada teman-teman ane. Singkat saja.. malamnya terjadi transaksi jual-beli mobil ane Toyota Avanza G 2012 antara ane dengan Pak Peye (Jogja) sebagai perantara dan Pak Agung (Klaten) sebagai pembeli. Sampai pada kesepakatan dengan harga Rp. 112.500.000,- (tanpa potongan fee maklar) untuk unit Toyota Avanza G 2012 dengan kelengkapan kendaraan yang ane bawa waktu itu STNK asli dan BPKB asli. Pembayaran dijanjikan 2x. Pembayaran pertama pada saat iitu juga sebesar Rp. 60.0000.000,- ditransfer via M-Banking dari rekening a.n ITA SETIO***** ke rekening saya (saya lampirkan bukti transfer). Sisanya Rp. 52.500.000,- dibayarkan setelah dilakukan cek fisik kendaraan di samsat terdekat, hari senin tanggal 26 januari 2016. Sampai pada hari Senin tanggal 26 sore, ane menanyakan lagi kepada pak Peye via WhatsApp perihal hasil tes fisik kendaraan dan sisa pembayarannya. ane dapat jawaban: “Mobilnya beres, tapi pembelinya minta disertakan Faktur.” ane usahakan secepatnya mencari faktur tersebut. Sampai beberapa hari kemudian tidak ketemu dan ane infokan kepada beliau. Jawaban beliau: “Mohon maaf dana belum bisa dicairkan kalau belum ada faktur. Tapi kalau memang tidak ketemu nanti saya bantu dulu tanyakan ke Dealernya siapa tau ada copy-nya. Minta waktu sekitar 1 bulan.” Dengan modal “kepercayaan” akhirnya ane bersedia menunggu sampai ada kejelasaan mengenai faktur tersebut. Walaupun dari tes fisik kendaraan dan surat-suratnya di samsat sudah jelas tidak ada masalah. Tapi satu bulan berlalu ane tanyakan lagi pada beliau, jawabannya: “Mohon maaf mas, dari dealernya susah sekali dihubungi. Belum ada kejelasan samasekali. Saya cuma bisa nambahin pake uang pribadi saya Rp. 10.000.000,-. Kalau masih bisa sabar tolong ditunggu ya.” Sekali lagi karna modal percaya, ane terima 10 juta itu dan masih bersedia S-A-B-A-R. Kecurigaan ane mulai muncul setelah di bulan ke-2, ke-3 bahkan sampai bulan ke-7. Agustus 2016, setelah puluhan kali ane tanyakan, puluhan kali ane datangi ke rumah beliau atau ke bengkelnya PEYE CAT BODY REPAIR di belakang Pasific Resto Jl. Magelang yang sebelumnya jawabannya selalu sama mulai berubah. “Maaf mas, saya belum bisa janjikan. Saya juga susah menghubungi Pak Agung, dari dealernya belum ada kabar.” Bodohnya, ane telat merasakan kejanggalan itu dari awal. Mungkin karna terlalu mengandalkan rasa percaya ane. Akhirnya ane minta nomor telpon pak Agung (pembeli) pada Pak Peye untuk ane hubungi sendiri. Quote: BLUNDER. Sepandai-pandainya PAK HAJI Peye melompat akhirnya kepleset juga! Nomor telpon pak Agung benar tidak bisa dihubungi, sama-sekali. Ane cek di aplikasi WhatsApp TERNYATA foto profil yang digunakan bukan foto pak Agung, tapi foto PAK HAJI Peye. Sama seperti foto profil yang dipasang di Facebook: Priyandoko Peye Setelah merasa dibohongi akhirnya Ane berinisiatif untuk mencari sendiri informasi dan kontak pak Agung. Yang pertama Ane gunakan yaitu google dan media social. Tidak butuh waktu lama mencari di google Ane langsung menuju satu website jual-beli mobil, OtoMart. Dan memang benar Ane dapatkan nomor telpon dan alamat pak Agung. Langsung saja Ane hubungi. Beberapa kali Ane telpon tidak ada tanggapan akhirnya Ane coba WhatsApp beliau. Akhirnya Ane dapat jawaban yang benar-benar mengejutkan dan lumayan bikin lemas. Kurang-lebih begini percakapannya: Quote:Saya :“Assalamu’alaikum. Maaf mengganggu waktunya pak. Saya Rizka yang dulu jual Avanza lewat pak Peye. Mau menanyakan kelanjutan pengurusan fakturnya pak. Apa sudah ada kepastian?” Pak Agung : “Wa’alaikum.. Faktur apa ya mas?” Lha wong mobilnya sudah laku kok. Sisa pembayarannya sudah saya lunasi sama pak Peye waktu transaksi. Jadi saya bayar langsung lunas. Saya : “Berarti tidak ada masalah dengan mobilnya nggih pak?” Pak Agung : “Nggak ada mas. Mobilnya beres dan sudah laku. Nanti coba saya konfirmasi ke pak Peye kalau memang ada masalah dengan njenengan.” Saya : “Oke pak. Terimakasih banyak infonya.” Percakapan di WhatsApp dengan pak Agung kemudian Ane screenshoot dan Ane kirimkan pada pak Peye. Beberapa saat kemudian beliau menelpon Ane. Tidak ada usaha mengelak, hanya permintaan maaf dan berjanji mengembalikan secepatnya, juga bersedia membayar denda. Dari situ Ane masih maafkan walaupun dengan kekecewaan yang sungguh berat. Ane minta tempo maksimal 1 bulan, beliau menyanggupi. Tapi setelah lewat sebulan Ane tanyakan lagi tidak ada jawaban. Telpon “dicuekin”, WhatsApp tidak ditanggapi, bahkan Ane datangi ke rumah selalu ada alasan untuk menghindar. Bukan tanpa usaha Ane mengejar tanggungjawab beliau yang “MENIPU”. Hampir 3-4 kali seminggu Ane rajin mendatangi rumah atau bengkelnya di Jl. Magelang. Bukan bertemu beliau, malah cuma disuruh nunggu. Ane ingat paling lama saya nunggu sampai 6 jam di bengkelnya. Banyak cerita dari beberapa pegawainya, ternyata bukan hanya Ane yang sering datang mencari beliau untuk menagih hutang atau tanggungjawab dari “tipu-tipu”nya. Sesekali memang Ane bisa bertemu beliau kalau pas lewat dan mergokin beliau dibengkelnya. Tapi yang Ane terima cuma janji. Pernah juga Ane maksa untuk ngobrol agak lama, mencoba bernegosiasi. Lagi-lagi Ane yang harus ngalah memberi opsi-opsi yang mungkin bisa meringankan beliau dan tentunya juga saya sebagai korban, entah dengan jaminan atau apa. Tapi tapi dan selalu tapi, tidak ada jawaban yang pasti. Lagi-lagi saya harus selalu rugi. Quote: Terhitung mulai Januari 2016 sampai ane tulis Surat Terbuka ini, sudah hampir 23 bulan, hampir 2 tahun ane dibohongi. Langsung saja pada intinya, yang harus ane sampaikan kepada saudara Priyandoko alias Pak Haji Peye: Quote:Kepada Pak Priyandoko / Peye dan keluarga yang sangat amat saya hormati, saya mohon dengan sangat, dengan kerendahan hati, tanpa dendam, dengan memaafkan kesalahan-kesalahan anda yang sangat jelas sengaja melakukannya pada saya DAN KELUARGA SAYA tentunya. Untuk secepatnya memberikan itikad baik. Saya tidak pernah takut atas “ancaman” se-ngeri apapun dari anda selama saya memperjuangkan kebenaran. Saya masih yakin banyak orang baik yang mengelilingi saya pun anda. Sedikit menyesalkan menulis Surat Terbuka ini, tapi saya harap dengan ini akan lebih banyak yang tau perkara ini. Juga sebagai kekuatan saya jika tidak segera ada tanggungjawab dari anda, untuk saya melanjutkan perkara ini secara hukum. Tentunya sebagai pelajaran bagi saya, anda, dan para pembaca agar selanjutnya tidak terjadi hal-hal semacam ini. Tidak ada lagi korban selanjutnya. Selanjutnya, ane berharap banyak pihak lagi yang mengetahui perkara ini. Jika Tuhan mengizinkan semoga dengan ini bisa mempertemukan ane dengan orang-orang yang mungkin masih menjadi “penagih” pak Peye, atau para korban untuk bersama-sama mencari kebenaran. Sekian sedikit cerita dari penantian ane yang panjang dan masih berlanjut. Selama ini ane menulis, mengumpulkan bukti-bukti. Akan ane update cerita lebih lengkapnya, tentang bagaimana ane diusir, ditinggal “melipir”, disepelekan oleh beliau dan keluarga sedangkan ane hanya berusaha meminta apa yang menjadi hak ane. Terimakasih kepada para pembaca atas perhatiannya dan berkenan meninggalkan komentar, share, share, share dan share. Ane berharap ada satu atau banyak dari pembaca yang merupakan keluarga, kerabat, teman, tetangga, atau pelanggan dari pak Peye ini. Sehingga bisa menyampaikan keluhan ane secara langsung kepada yang bersangkutan. Terimakasih tanpa henti kepada Gusti Alloh atas nikmat kesabaran yang begitu besar ini. Semoga Engkau memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah kami dengan pelajaran-pelajaran yang indah diakhirnya.. Amiin Dengan ini ane bersumpah bahwa ane menulis Surat Terbuka ini dengan penuh kesadaran, legowo, dan tanggungjawab atas kebenaran yang ane ungkapkan beserta bukti-bukti yang kemudian segera ane lampirkan. Demikian pula ane bersedia menanggung segala resiko di kemudian hari apabila ada hal-hal yang kurang mengenakan semua pihak setelah ane terbitkan Surat Terbuka ini. Mohon bantu share ya agan-agan sekalian. Quote: Pak Agung (kaos putih-kiri), Pak HAJI Peye (tengah)


2302 dilihat