Surat Pembaca Indonesia

Bangun Ketegasan untuk Keselamatan Bersama

Lain-Lain

Delapan bulan terakhir, Virus Corona menjadi ancaman mengerikan untuk kesehatan seluruh masyarakat di Indonesia. Pada Jumat (13/11/2020) Indonesia tembus rekor kasus baru COVID-19 sebanyak 5.444 kasus dalam satu hari. Sebelumnya, pada Oktober lalu Indonesia menembus rekor sebanyak 4.850 kasus dalam satu hari. Tentunya masyarakat terus dihimbau untuk mematuhi protokol kesehatan yang ada. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mulai melakukan aktivitas seperti biasa dan melakukan kontak dengan banyak orang. Beberapa pusat perbelanjaan dan tempat wisata telah melakukan kegiatan kembali dengan aturan tertentu.Peraturan yang dilonggarkan semakin membuat penambahan kasus COVID-19 di Indonesia terus melonjak. Tidak sedikit tempat umum yang mengabaikan protokol kesehatan padahal hal tersebut sangat penting untuk mencegah penularan virus dan munculnya klaster baru. Masyarakat saat ini abai dengan protokol kesehatan karena kejenuhan yang mereka alami akibat adanya COVID-19 di Indonesia. Ketegasan dan kepekaan diri terhadap kondisi seperti ini harus dibangun untuk meminimalisir penularan virus.Sikap EgoisHampir satu tahun negara ini diselimuti virus mematikan. Kebanyakan orang jenuh terhadap kondisi baru di Indonesia dengan berbagai peraturan yang harus mereka taati. Masyarakat dipaksa harus beradaptasi dengan kondisi baru. Tidak ada kebebasan untuk berpergian bahkan melakukan kontak fisik dengan beberapa orang. Kondisi seperti ini menyebabkan pikiran masyarakat menjadi tidak murni sehingga kerap melakukan hal-hal yang dapat menghibur dirinya sendiri dan mengabaik an kondisi negara.Masyarakat dihadapkan oleh realitas yang sangat menyakitkan. Di satu sisi mereka ingin kebebasan beraktivitas namun terpaksa harus dibatasi, sedangkan negara sendiri belum maksimal dalam menjamin hidup masyarakatnya akan sejahtera dengan adanya batasan tersebut. Oleh karena itu banyak masyarakat yang memberanikan diri untuk terus bekerja dan melakukan aktivitas di luar rumah demi menyambung hidupnya dan keluarganya. "Mati karena corona atau mati karena tidak makan" adalah ungkapan yang sangat memilukan. Masyarakat dan pemerintah sedang dihadang persoalan besar dengan keputusan-keputusan yang sifatnya serba salah.Perlunya Membangun KetegasanSikap abai yang dilakukan oleh masyarakat dapat memperkeruh suasana. Banyak kejadian ironis yang terjadi di Indonesia. Pada Mei lalu, Kasatpol PP baru bertindak ketika salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang ramai pengunjung saat PSBB. Belum lama ini Bandara Soekarno-Hatta dipadati oleh kerumunan massa dengan tidak menjaga jarak dan menggunakan masker. Tentunya hal-hal seperti itu akan menyulitkan pemerintah khususnya Satgas Penanganan COVID-19 di Indonesia untuk menertibkan massa. Tidak hanya itu, kasus baru di Indonesia akan meningkat dan memperlambat pemulihan kondisi negara.Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan mematuhi protokol harus dibangun dari diri sendiri. Tinggalkan sikap egois dan mulai berfikir bahwa seluruh masyarakat di Indonesia bahkan dunia memiliki nasib serupa. Kesehatan menjadi hal yang penting saat ini, oleh sebab itu masyarakat harus patuh terhadap protokol kesehatan seperti menggunakan masker saat keluar rumah, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Apabila kita tekun membangun ketegasan dalam diri, hidup kita akan sejahtera dan terhindar dari virus. Monica Ratna Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya YogyakartaKeluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait


568 dilihat