Surat Pembaca Indonesia

Parah Pinjol Ini Meneror Korbannya yang Tidak Punya Hutang dengan Caracara Komunis

Lain-Lain

Jakarta - Pada umumnya orang yang diteror oleh Debt Collector yaitu orang yang menunggak tagihan, belum bayar tagihan, punya hutang dengan seseorang atau punya kasus perdata dengan orang lain. Tetapi hal aneh terjadi pada PT Uangme Fintek Indonesia (Uang Me) yang meneror orang yang justru sudah bayar tagihan. Hal ini terjadi pada diri saya, yang diteror oleh debt collector dengan cara-cara komunis. Para debt collector Uang Me meneror saya seharian pada Kamis (08/10/2020). Gaya meneror Debt Collector Uang Me boleh dikatakan cukup sadis. Setiap 10 menit mereka menelpon dengan ribuan nomer telpon tak dikenal. Padahal saya sudah bayar tagihan atau hutang sudah dibayar lunas. Memang saya akui saya pernah meminjam di Uang Me karena ada kebutuhan mendesak. Tapi hal itu sudah saya lunasi hutang saya kepada perusahaan Uang Me. Para Debt Collector Uang Me nampaknya mendapatkan kabar hoax dari laporan sesama rekan kerjanya sendiri bahwa saya memiliki hutang. Padahal faktanya hutang sudah saya lunasi full. Saya sudah mengatakan hal itu kepada debt collector Uang Me. Karena saya merupakan WNI yang patuh terhadap hukum dan aturan. Bahwa saya sudah melunasi hutang. Tetapi para peneror Uang Me yang sudah dididik oleh perusahaan Tiongkok dengan cara-cara komunis, tidak percaya dengan omongan jujur saya. Mereka terus meneror saya. Telpon terus berdering ke handphone saya. Saya pun nyaris dipecat oleh atasan saya karena ulah debt Collector Uang Me yang nggak punya akhlak manusia sama sekali. Sampai akhirnya mereka berhenti jam 23.30 WIB. Mereka puas mempermalukan saya dan menjadikan saya nyaris jadi pengangguran. Gaya bicara debt collector Uang Me juga sangat kasar. Dari mengancam akan sebar data, ngatai orang tua saya, ngatai agama saya, menghina institusi TNI-Polri, menghina Pancasila dan kata-kata kasar mirip binatang lainnya. Yang sangat saya sesalkan adalah debt collector dan seluruh staf Uang Me mengaku dilindungi oleh aparat penegak hukum dan preman jadi mereka bebas mengintimidasi saya dan korban lainnya. Nomer telpon Uang Me yang hobi meneror saya dan korbannya antara lain: 1. +62812-9083-9831. 2. +62831-5242-7350. 3. +62 812-5008-7400. 4. +6281387417822. 5. +6287889878827. 6 +62812-9083-9831. 7. +62 878-8701-1743. Dan ribuan nomer telpon lainnya yang sudah dimiliki Uang Me untuk meneror masyarakat atau nasabah dengan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. Karena saya sudah bayar hutang dan diteror, saya sangat sakit hati dengan Uang Me dan pinjaman online (pinjol) lainnya yang kurang ajarnya keterlaluan. Saya pun membalas dendam dengan kembali menelpon debt collector Uang Me yang kurang ajarnya sangat parah. Dari ratusan nomer telpon Uang Me meneror saya, hanya satu orang yang berani mengangkat. Dan sisanya pada ketakutan saya telpon balik. Padahal saya mau ketemu langsung, kenapa orang yang sudah tidak punya hutang (hutangnya lunas) justru diteror. Dari pengakuan debt collector ini cukup mengejutkan. Bahwa mereka mengaku salah orang untuk diteror. Para Debt Collector ini memang sengaja dididik dengan cara-cara komunis dengan tujuan menakuti korbannya biar bayar hutang. Debt collector itu mengatakan bahwa petinggi Uang Me memang berasal dari Tiongkok. Dan, keuntungan dari Uang Me adalah untuk membiayai dana Partai Komunis Tiongkok. Saya pun begitu kesal dengan debt collector dan staf Uang Me yang faktanya mereka cupu jika diajak ketemuan. Saya sudah kehilangan kesabaran ingin bertemu para debt collector Uang Me yang hobi meneror tapi aslinya sangat cupu. Saya ingin Uang Me meminta maaf langsung kepada saya. Karena pinjol ini dan pinjol lainnya sudah sangat meresahkan. Orang yang tidak punya hutang pun diteror. Dan imbauan saya untuk Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia segera menutup pinjol-pinjol meresahkan masyarakat khususnya Uang Me. Karena seluruh keuntungan dari pinjol ini untuk membiayai Partai Komunis Tiongkok. Selain itu, nomer-nomer telpon perusahaan pinjol atau Bank atau perusahaan nampaknya juga harus dibatasi oleh pemerintah. Contohnya Uang Me bisa memiliki 100 ribu nomer lebih untuk meneror korbannya. Jadi dalam perusahaan hanya boleh memiliki maksimal 10 nomer telpon kantor yang sama. Kemudian saran saya terakhir adalah setiap debt collector dari Pinjol, Bank atau perusahaan pembiayaan lainnya juga harus punya sertifikasi pendidikan debt collector dari Pemerintah. Karena jika tidak punya sertifikasi, para debt collector dengan seenaknya mengeluarkan kata-kata kasar meneror korbannya secara buas, demi keuntungan pribadi.


662 dilihat