Surat Pembaca Indonesia

Menunggu Senja

Lain-Lain

MENUNGGU SENJA Bayang-bayang yang menyertaimu itu sebuah petunjuk adanya kehidupan lain di luar hidupmu yang sekarang. Ialah yang mempersaksikan jalanmu yang lalu dan kini dan akan terus menjadi saksi bagi tubuh dan jiwa di masa depan. Bayang-bayang yang melekat pada tubuh dan jiwa bukanlah impian atau pun ia kan sirna. Sekejap mungkin, ia dapat kau lepas menghilang karena kau sembunyikan di gelap hitam. Tapi, di waktu-waktu yang lebih panjang ia kan tetap akrab dari lindap tubuh dan jiwa hingga kau terpisahkan dari dunia. Antara yang tidur dan yang melek, terbentang rahasia teramat jauh. Yang satu mungkin sedang melupakannya. Sedang lainnya, boleh jadi tengah meresapinya. Beribu langkah terus kutempuh, yang datang hanya deru. Beribu keinginan kupacu, hari-hari terasa kian jauh. Kita semakin jauh dari yang disayang, sebab mata hanya memandang yang terjangkau, dan telinga cuma sanggup mendengar yang diucapkan. Tubuh butuh istirahat, jiwa pun butuh mahabbah setelah hari-hari kerja. Setelah hari-hari bicara dan diantara keduanya butuh ikatan-ikatan yang mempertautkan perenungan: bila kita berpisah? Sebab antara tubuh dan jiwa keduanya tumbuh dalam rahasia. Sebab antara tubuh dan jiwa sudah selayaknya kita merawatnya karena diantara tubuh dan jiwa terdapat keseimbangan semesta. “ Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi “ - M Aan Mansyur. Puisi dari beliau yang selalu mengantarkanku kejurang kebodohan berkali-kali. Dalam setiap perjalanan, selalu muncul tikungan-tikungan jika ingin aman, patuhi saja rambu-rambu yang terbentang, kemudikan hati dan pikiran sesuai yang ditunjukkan agar diri terhindar dari kecelakaan dan masuk jurang. Tapi saya ada pertanyaan “ Ada kebijakan apa bagimu, diluar kemanusiaan? “


478 dilihat