Surat Pembaca Indonesia

Kedai Aer Mantjoer Bogor, Tidak Nyaman

Lain-Lain

Surat ini saya buat, karena ada rasa kecewa terhadap pelayanan Kedai Aer Mantjoer, terutama pihak manajemen terhadap ketidaknyamanan perlakuan terhadap konsumen. Pada tanggal 26 Mei 2012 jam 19.30, saya dan keluarga menghadiri undangan dari salah satu relasi kami di kota Bogor, yang sedang mengadakan pesta kecil ulang tahun di Kedai Aer Mantjoer, berlokasi di Jln. RE Martadinata Nomor 8 Bogor. Pertama kali kami masuk di kedai, diarahkan parkir di depan oleh juru parkir. Saya merasa nyaman karena ada jaminan dari juru parkir akan keamanan kendaraan. Tanpa menaruh curiga sedikitpun saya sekeluarga masuk dengan tenang ke dalam kedai yang punya ornamen kuno, bangunan tempo doeloe. Kira- kira 10 menit berlalu ada laporan dari seseorang, bahwa ada kendaraan yang di bobol maling. Saya bergegas menuju kedepan- dan yakin bahwa kendaraan milik Saya dibobol maling.Kejadian ini sudah saya laporkan ke Polsek Bogor Tengah: dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor Pol: LP/503/VB/2012/JBR/RESTA BGR/SEKTA BOTENG tanggal 26 Mei 2012, dengan nilai kerugian tertentu berupa uang cas, satu unit laptop, dan dokumen kantor (semua dalam tas ransel). Dengan laporan ini pihak managementpun menanggapi dan akan dipertemukan dengan pihak owner tanggal 27 Mei 2012, jam 12.00 siang di Kedai Aer Mantjoer, sebagai wujud tanggung jawab management atas ketidaknyamanan ini.Pada intinya setelah pertemuan dan komunikasi terjadi, pihak management tanpa ada rasa percaya sedikitpun pada uang cas yang hilang, satu unit laptop yang raib dan dokumen kantor yang juga hilang, sesuai laporan kami pada Polsek Bogor Tengah tersebut. Padahal mestinya pihak management harus memberikan hak- hak konsumen (kenyamanan dan keamanan konsumen) yang berada di areal perlindungannya. Terlebih lagi ketika saya tahu bahwa owner/ pemilik Kedai Aer Mantjoer adalah salah satu orang “besar” yang semestinya tahu bahwa investasi kebaikan akan menghasilkan kebaikan yang lebih besar. Bukan hanya semata- mata hitung- hitungan ekonomi ala pengusaha yang seringkali membutakan hati.Saya jadi berpikir bagaimana akan memimpin & diberi tanggung jawab dalam skala yang lebih besar, sementara memimpin kedai dengan pelayanan dan kenyamanan konsumen tidak dilakukan. Saya juga tidak sangat amat berharap dengan kejadian ini menjadi dirugikan semua. Seperti pepatah: karena nila setitik rusaklah susu sebelanga. dan saya yakin management bukanlah orang- orang yang tidak mengerti arti management dan tanggungjawabnya. Suhanafi, S.Sos, M.hum ciluar asri blok B3/8 Bogor


906 dilihat