Surat Pembaca Indonesia

Perlakuan Kasar okunum POM AL di "rumah kami sendiri"

Finansial

Sabtu pagi, sekitar jam 09.00 WIB di salah satu cluster perumahan Raffles Hills, Cibubur. Saya, istri, dan anak saya hendak mengambil kucing di rumah tetangga saya yang masih satu cluster. Rumah kami di bagian paling belakang cluster. Rumah tetangga kami ada di depan, persis di sebelah pos satpam. Setengah jalan, terlihat banyak mobil terparkir di kanan kiri jalan cluster (biasanya kosong). Ternyata ada yang sedang hajatan, seorang petinggi TNI AL. Bingung parkir dimana, akhirnya saya menurunkan istri saya di luar cluster, tepat setelah melewati pos satpam. Saat istri saya sedang turun, seorang oknum POM AL dengan menghardik dari pertigaan (sekitar 100 meter dari posisi mobil saya), “ayo jalan cepat!” Dengan spontan saya jawab, “iya, tunggu sebentar, ini kan ada yang mau turun” Entah kenapa, sang oknum dengan lebih keras menghardik dari kejauhan. Malas ribut karena ada anak-anak, setelah istri saya turun saya pun memutar mobil untuk parkir dan menunggu istri saya. Tak mudah mencari tempat parkir saat itu, karena hampir semua jalanan di cluster bahkan sampai luar cluster, “dikuasai” tamu undangan yang punya hajat. Satu-satunya tempat parkir yang ada, berada persis di samping sang oknum POM AL. Begitu mobil berhenti, dia menghampiri lagi, “mas kalau dikasih tahu itu nurut” Saya yang sudah lumayan tinggi pun langsung nyaut, “bapak kalau nyuruh mbok ya ngomong nya baik-baik, gak usah bentak-bentak, saya warga sini pak, rumah saya disini” sang oknum yang entah belum dapat jatah atau snack tak juga menurunkan cara bicara nya, “iya saya tahu, tapi itu menteri mau lewat, tau gak?” “Ya mana saya tahu, kalau bapak ngomongnya baik-baik kan enak, lagian itu istri saya lagi turun mobil masa saya mau jalan gitu aja” Di tengah perdebatan, istri saya akhirnya sampai juga ke tempat kami, dia yang tak kalah emosi memberitahu ke sang oknum, “kenapa sih ngasih tahunya mesti begitu pak? Kenapa gak bilang baik2?” “saya kurang baik apa? tadi itu kurang baik?” jawab oknum dengan nada masih membentak seperti layaknya membentak demonstran. Ditengah perdebatan yang cukup sengit, tiba-tiba sang oknum mengeluarkan perkataan yang sangat tidak pantas, yang membuat kami masih tidak terima sampai hari ini. “Ibu kok pake kerudung kelakuannya begitu, gak malu apa sama kerudung?’ “Kenapa saya mesti malu? salah saya apa? lah wong yang gak sopan itu bapak!” “Dasar asu…!!!” bentak sang oknum, perkataan yang membuat kami mendidih. Anak kami yang masih kecil (5 dan 2 tahun) menyaksikan semua yang terjadi dari dalam mobil. Setengah menahan tangis, istri saya masih bertanya dan memastikan, “bapak bilang apa tadi?’ “ASU…!!!” tegas sang oknum dengan mantab. Saya yang merasa oknum ini sudah tidak bisa diajak bicara lalu mengajak istri saya masuk kembali ke cluster, padahal rencananya pagi itu kami mau keluar. Kami coba cari komandan POM AL di acara hajatan pagi itu, tapi semua yang kami temui saling lempar, tak ada yang mau memberitahu siapa yang bertanggungjawab terhadap pengamanan hajatan sang petinggi AL yang notabene “tetangga” kami sendiri. Sungguh disayangkan perlakuan oknum POM AL di “rumah kami” sendiri. Hari itu juga, persepsi saya terhadap mereka seketika berubah. Dimana yang namanya pelindung rakyat? Jika mereka bisa seenaknya bertindak represif terhadap warga sipil di ‘rumah kami sendiri” seperti itu, bagaimana di tempat lain? Sepatutnya, mereka bisa membedakan pengamanan di “rumah orang” dan pengamanan di wilayah mereka sendiri/ public area. Lha wong acara nya di cluster kami, rumah kami, kenapa kami yang harus “terusir” dan “terintimidasi?’ Kepada pihak-pihak yang berwenang, tolonglah sikap-sikap arogan dan seenak udelnya seperti ini bisa ditertibkan. Bukan hanya mengganggu, tapi hal-hal seperti ini juga jelas bisa merusak nama institusi. Sekian, Terimakasih. NB : nama oknum POM AL tadi adalah R.E Sutarsa, tapi nama petinggi yang punya hajat sengaja tidak kami sebutkan, karena kejadian ini tak ada kaitaanya langsung dengan Jenderal berbintang dua TNI AL ini.


679 dilihat