Kisah Teman Ku dari hidup Tenteram Menjadi Gelap
18 September 2015
Finansial
Temen ane umur 40++ udah punya istri, anak 4 dan 2 cucu. Dulu kerja menjadi guru honorer, karena gaji yang sedikit dan selalu disinggung oleh mertua dia memutuskan untuk kerja keluar daerah. Tepatnya kerja di batu bara. Tak lama berselang dia pulang ke tempat keluarganya. Berkumpul lagi dengan anak dan istrinya. Setelah berbulan-bulan tidak bekerja, dia dimarahi oleh mertua dan dia pun bekerja di ladang mertuanya. Karena dia memiliki ibu angkat yang harus dijaga, dia pulang ke tempat ibunya. Sebenarnya dia telah mengajak istri dan anaknya, tetapi mertuanya melarang istrinya untuk ikut dengannya, entah karena apa yang pasti dia tidak boleh ikut. Semenjak meninggalkan istri dan anak-anaknya hidupnya seperti hancur lebur tanpa harapan. Dia menjadi preman, penjudi, pemabuk, tukang parkir, tukang begal, dll. Pokoknya hidupnya sudah tidak bisa diatur. Setelah bertahun-tahun dia menjalani hidup yang sangat berantakan, aku pun mendekatinya, berharap dapat mengubah hidupnya dari yang berantakan menjadi lebih baik. Aku pun mengenalkannya HP, agar dia dapat menguhubungi ku setiap saat yang dia inginkan. Hampir setiap hari aku ke rumahnya, mengajaknya ngobrol, dan sebagainya, sampai dia bertanya "apa aku sudah punya pacar apa belum" sudah, jawabku. Kedekatanku dengannya sudah seperti bapak dan anak, sampai-sampai aku masuk kedalam lingkup gelapnya. Bertahun-tahun masuk kedalam lingkup gelapnya sampai dia berhutang aku pun mulai sadar, dan meninggalkannya. Dia sebenarnya waktu aku mendekatinya dia sudah memiliki "kekasih" baru, anak SMP, sekarang sudah SMA. Dia sering memintaku mengantarkannya membeli bakso, pulsa, dll untuk anak itu. Sampai dia menjual 2 rumahnya untuk anak ingusan yang sebenarnya dia na'udzubillah.. Padahal sudah sering aku ingatkan, kalau anak itu sebenarnya nakal, tapi ya begitulah orang tua, pasti tak percaya pada anak muda, dan hanya percaya apa yang dia liat. Dia juga pernah mengajakku untuk berbisnis akar pohon tapi aku tak mau. Yah.. walau begitu dia sebenarnya makin rajin sholat, tapi ya begitu, orang kalau kurang ilmunya pasti ibadahnya juga kacau. Waktu kami masih mabuk bersama, dia mau sholat, tapi sebelum sholat minta satu gelas arak dulu. Pikir ku dia sudah gila, tapi aku ya maklum. Seiring berjalannya waktu dia mulai pintar dalam hal ibadah, tapi tetap masih dalam lingkup hitam. Apa yang dapat aku lakukan? Bagaimana cara membimbing orang tua itu agar dapat hidup lebih baik?
722 dilihat