Kebut-kebutan Liar di Perumahan Bukit Dago Sangat Membahayakan Warga
16 August 2014
Finansial
Saya mewakili warga Bukit Dago menyatakan sangat terganggu dengan adanya aksi kebut-kebutan liar sepeda motor di dalam area perumahan Bukit Dago. Kebut-kebutan liar tersebut selalu terjadi setiap hari di atas pukul empat sore. Dan semakin parah pada hari-hari libur sekolah seperti Sabtu dan Minggu. Sangat meresahkan dan membahayakan!! Para pelaku kebut-kebutan kebanyakan adalah anak-anak usia belasan tahun yang belum cukup umur untuk memperoleh SIM. Nalar dan logikanya belum cukup matang, tapi gayanya sudah seperti anak genk motor jalanan. Bila ditegur dan diperingati maka keluarlah bahasa kotor dan sumpah serapah yang tidak pantas terdengar dari mulut anak-anak sekecil itu. Bila tidak sedang kebut-kebutan, mereka biasanya mengendarai motor secara bergerombol sambil mengobrol ataupun bercanda dengan teman pengendara motor lainnya tanpa memperhatikan jalan yang sedang dilaluinya. Satu motor terkadang dinaiki hingga tiga orang, dan tanpa pelindung kepala mereka mengegas motor seenaknya. Terkadang mereka juga asyik mengetik handphone guna membalas pesan sambil mengendarai motornya atau berlagak seperti jagoan mengebut sambil menghisap rokok ditangan. Aksi-aksi tersebut bisa menjadi maut bagi warga yang tidak bersalah yang kebetulan dilewati oleh mereka. Berbagai macam cara sudah kami coba lakukan, mulai dari melaporkan pada RT, RW, Satpam, bahkan saya pribadi telah melaporkan hal ini pada pihak developer ketika mengambil sertifikat ke kantor pusat Dituka Putra di Kuningan, tapi hingga sekarang tidak ada perubahan sama sekali. Kebut-kebutan liar masih saja terjadi hingga hari ini. Hasilnya? Bayi-bayi kami jadi mudah kaget dan terbangun dari tidurnya karena suara knalpot motor mereka yang meraung-raung. Kami selaku penghuni bila sedang melintasi jalan utama menjadi terganggu karena mereka suka parkir motor berjejer dengan seenaknya. Para pengasuh anak takut mengajak jalan-jalan balitanya, karena melihat mereka saling salip dan pamer aksi wheelie. Sebagai orang tua kami pun menjadi sangat was-was melepas anak-anak kami yang baru bisa naik sepeda karena mereka suka menerabas perempatan dengan kecepatan tinggi. Mengapa hal ini dibiarkan? Memangnya area perumahan Bukit Dago ini trek balapan? Kemana keamanan dan kenyaman yang seharusnya kami terima selaku warga? Apakah pihak developer sudah siap bila suatu saat akan jatuh korban ataupun bentrok fisik akibat kebut-kebutan liar ini? Tahukah anda, warga yang frustasi akhirnya bertindak masing-masing, mulai dari menegur pelaku kebut-kebutan secara langsung, meneriaki, mengacungkan tongkat kayu, menyiram dengan air, sampai melempari dengan sendal. Bahkan sudah ada warga yang siap-siap melepaskan anjingnya karena peliharaannya selalu di bully oleh bocah-bocah pembalap itu. Menurut kami, warga Bukit Dago, satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah pihak developer harus membuat kawasan perumahan sebagai kawasan yang tertutup. Hanya warga dan orang-orang yang benar-benar punya kepentingan saja yang boleh masuk ke dalam kawasan perumahan, demi keamanan dan kenyamanan warga. Jangan seperti sekarang, siapa saja bisa masuk ke dalam kawasan perumahan. Sehingga mereka bisa berbuat apa saja sesuka mereka di sini, meski hal buruk sekalipun. Saat ini selain aksi kebut-kebutan liar di sore hari, di malam hari sering ditemukan motor-motor tak bertuan terparkir di sepanjang pinggiran taman Bukit Dago. Pengendaranya entah dimana, mungkin sedang asik di dalam taman yang gelap. Bagaimana ini? Masak taman yang anda buat untuk menyehatkan warga Dago malah menjadi arena mesum bagi orang-orang luar perumahan Bukit Dago? Bagaimana kami dapat merasa aman dan nyaman? Bukankah masalah-masalah seperti ini seharusnya menjadi sesuatu yang kontra produktif bagi anda, karena memperburuk citra perumahan Bukit Dago? Padahal bila anda mau serius sedikit, ini bukanlah masalah yang sulit untuk dituntaskan. Mungkin anda juga bisa belajar dari perumahan SCP yang tidak terlalu jauh dari sini. Tiga tahun yang lalu tempat tersebut merupakan tempat nongkrong dan balap liar bila menjelang senja hingga malam hari. Tapi sekarang, SCP sudah menjadi kawasan tertutup sehingga, menurut laporan security, para ‘pembalap’ dan pelaku mesum pun pindah dari SCP ke perumahan Bukit Dago. Ini tidak boleh terus-menerus dibiarkan terjadi. Oleh karena itu, kami mohon pada PT.Dituka Raharja selaku developer perumahan Bukit Dago, untuk serius dalam membatasi izin pada orang-orang yang akan masuk ke dalam kawasan perumahan. Sehingga masalah kebut-kebutan liar ini serta aksi mesum di taman dapat teratasi. Sebelum ada korban yang jatuh dan sebelum nama perumahan Bukit Dago yang kami cintai ini tercoreng.
1137 dilihat