Manajemen Multiply yang Tidak Profesional
08 April 2013
Finansial
Saya merupakan pengguna setia Multiply sejak tahun 2007. Pertama-tama saya kecantol dengan Multiply adalah saat saya mencari sebuah lagu di search engine google.com. Dan saya diarahkan ke salah satu link musik di situs Multiply. Pandangan pertama, saya langsung jatuh cinta dengan situs ini.Seiring berjalannya waktu, saya merasa user Multiply semakin banyak, bahkan entah siapa yang memulai, fasilitas blog dan foto di situs ini kemudian dipakai user untuk berdagang. Dan akhirnya saya juga ikut-ikutan berdagang si sana meski hanya sebentar. Karena kesibukan di dunia nyata, membuat saya tidak lagi pernah masuk ke rumah maya saya di Multiply.Dan pada saat saya iseng-iseng membuka akun saya pada tahun 2010 ternyata ada wacana bahwa suatu hari nanti Multiply akan diubah menjadi situs full e-commerce di mana saat itu yang saya baca bahwa Multiply akan mengambil sekian persen dari penjualan yang terlaksana sebagai fee atas transaksi tsb.Untuk hal tsb, pada tahun 2011,Multiply menyediakan fasilitas Product Listing, di mana melalui fasilitas ini buyer dapat membeli produk yang dijual oleh seller, dan karena masih dalam tahap sosialisasi dan promosi, melalui Product Listing ini, setiap transaksi dengan nominal minimal Rp 100.000,- Multiply akan memberikan subsidi ongkos kirim sebesar Rp 25.000,-Namun karena masih sosialisasi, sepanjang tahun 2010 s.d. 2013, Multiply belum mengenakan fee sekian persen dari transaksi. Mekanismenya untuk menggunakan Product Listing ini adalah buyer menentukan dan memesan produk mana yang ingin dibelinya. Multiply akan memberikan total transaksi dan form untuk mentransfer pembayaran. Jadi buyer akan mentransfer ke rekening Multiply terlebih dahulu, dan kemudian Multiply mencatatkan transaksi ini ke dalam wallet (saldo Multiply) seller yang bersangkutan untuk kemudian dibayarkan (disbursal) kepada seller pada hari tertentu.Sepanjang perjalanan dari 2011 sampai dengan 2012, sistem Product Listing dan subsidi ongkos kirim membuat user Multiply semakin meningkat (100.000 jaringan penjual (dengan lebih dari 2.000 penjual baru tiap bulannya) dan dikunjungi oleh 7 juta pengunjung tiap bulannya, sumber: https://www.facebook.com/MultiplyID). Hal ini juga tidak terlepas dari adanya Kode Diskon yang dibuat oleh Multiply. Kode Diskon yang dimaksud merupakan kode yang dapat dipakai jika transaksi memenuhi nominal tertentu dan akan mendapatkan diskon tertentu. Kode Diskon ini dapat berupa diskon 20%, 50%, Rp 30.000, Rp 50.000, Rp 100.000, dll.Namun Kode Diskon ini hanya dapat dipergunakan pada seller yang berstatus Trusted Seller. Trusted Seller merupakan seller yang sudah terdaftar di Multiply dengan memenuhi syarat-syarat tertentu (misalnya: fotocopy KTP, PBB, dll) dan membayar pendaftaran sebesar Rp 375.000,- (CMIIW) Meskipun banyak yang keberatan dengan kebijakan Multiply ini, namun yang gembira atas kebijakan ini pun banyak juga. Terbukti setiap hari selalu ada teman-teman saya di Multiply yang mendaftar untuk menjadi Trusted Seller di Multiply.Bayangkan berapa orang yang sudah membayar biaya pendaftaran dan bayangkan nominal transaksi yang ‘terpendam’ di pundi-pundi Multiply sebelum dana didisbursal kepada para seller. Namun karena teman-teman saya di Multiply terdiri dari orang-orang yang baik hati, mereka tidak mempermasalahkan berapa keuntungan Multiply dari dana yang ‘terpendam’ ini.Kami hanya berpikir bahwa, “Ya sudahlah, namanya juga numpang jualan di rumah orang.” Dan pada tanggal 27 Maret 2013 Multiply melaksanakan wacananya selama ini. Multiply internasional ditutup dan yang tinggal hanya Multiply Indonesia dan Multiply Filipina. Dari sinilah segala permasalahan dimulai. (FYI: di Filipina pun ternyata Multiply bermasalah juga) Sistem yang baru belum siap digunakan.Dapat dilihat dari banyaknya komplain user (buyer dan seller). Permasalahan untuk seller antara lain: - disbursal yang sudah lama tidak dibayarkan (ada yang belum dibayar sejak 25 Februari 2013) - barang yang sudah dikirim, agar dapat disbursal harus mengentrikan nomor resi pengiriman JNE, namun kolom untuk mengisikan nomor resinya tidak ada - wallet 0 (nol) - stock room kacau- free ongkir yang tidak dibayarkan Dan permasalahan untuk buyer antara lain: - Barang yang sudah dibayar kepada Multiply, tidak kunjung diterima oleh buyer.Dan untuk semua masalah di atas, pihak Multiply hanya mengucapkan “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang muncul selama proses migrasi dan pembenahan tersebut. Kesabaran dan pengertian Bapak/Ibu Penjual selama proses tersebut sangatlah kami hargai.” Sumber: https://www.facebook.com/notes/multiply-indonesia/informasi-terkait-disbursal-pencairan-dana-hasil-penjualan-di-multiplycoid/594057283940797 Perlu saya sampaikan bahwa saya bukanlah seller ataupun buyer yang ikut menjadi korban ketidakprofesionalan Multiply.Saya hanya menyampaikan apa yang terjadi, di mana sekian banyak user yang komplain, hanya komplain sampai di facebook Multiply Indonesia (https://www.facebook.com/MultiplyID). Sebagian besar komplain telah dihapus oleh admin akun facebook tsb dan banyak akun facebook yang diblok oleh adminnya, dan entah karena sudah capek atau karena apa, segala komplain berikutnya sudah tidak dihapus lagi dan yang komplain tidak lagi diblok oleh adminnya. Alasan admin mengeblok akun-akun yang komplain adalah karena mereka komplain dengan cara bicara yang kasar.Bagaimana tidak bicara kasar, uang mereka tertahan dalam sebuah sistem yang tidak jelas, semua prosedur komplain yang disarankan telah mereka jalani, tetapi semua komplain ke costumer service tidak pernah mendapat tanggapan, wajar jika akhirnya kemarahan mereka meledak oleh sikap tidak profesional manajemen Multiply. Admin https://www.facebook.com/MultiplyID hanya meminta agar segala komplain disampaikan melalui email di idsupport@multiply.com, atau melalui inbox facebook yang menurut beliau inbox facebook tsb sudah terintegrasi dengan email idsupport@multiply.com, yang adalah bagian Customer Service.Namun kenyataannya, email keluhan yang disampaikan korban, tidak direspon dan kalaupun direspon, jawabannya tidak sesuai dengan keluhan dan pertanyaan. Multiply Indonesia membalas email keluhan yang disampaikan korban, sama sekali tidak menanggapi persoalan yang dikeluhkan korban hanya meminta agar korban terus bersabar tanpa memberikan kepastian kapan keluhan tersebut akan ditanggapi dan diselesaikan.Sampai saat ini kami masih menggalang bukti berupa screenshoot komplain dari https://www.facebook.com/MultiplyID dan meletakkanya di facebook komunitas kami di https://www.facebook.com/AntiNewMultiplyMultilieIndonesia?ref=hl Kami, baik korban maupun bukan korban, hanya berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik, antara lain berupa:- segala barang yang sudah dibayar oleh buyer semoga segera diterima oleh yang bersangkutan- segala permasalahan keuangan dapat segera diselesaikan (pembayaran disbursal dan free ongkos kirim)- customer service yang dapat lebih tanggap (proaktif) terhadap keluhan pelanggan- early warning atas terjadinya kesalahan sistem ataupun maintenance- pembukuan manual yang lebih baik, dan lebih akurat- pembukuan dari sistem yang dibackup sesering mungkin sehingga keterlambatan pembayaran disbursal dapat diminimisasi dan tidak bergantung pada system- adanya jaminan dan komitmen dari pihak Multiply Indonesia kapan permasalahan ini selesai, dan untuk itu sedikit saja, kami juga berharap agar kalau memang sistem baru belum siap digunakan, jika masih banyak bug atau lubang di mana-mana, tolong sistem tsb ditutup dulu.Jangan malah membuat event-event seperti flashsale atau bahkan bazaar seperti April Bazaar karena hanya membuat user yang belum tahu permasalahan ini ikut-ikutan menjadi korban berikutnya. Semoga ada pihak yang mampu membantu teman-teman kami yang telah menjadi korban ketidakprofesionalan manajemen Multiply. Leafio Rinta Jl. Raya Tanjung Morawa Deli Serdang
1001 dilihat