Surat Pembaca Indonesia

Cigna beraksi lagi?

Finansial

Kasus aku dan Cigna sudah lama, tapi pas baca kaskus ternyata masi juga Cigna beraksi dengan cara illegal? Ini cerita 7 tahun yang lalu: Sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 16 April, Papaku dipanggil Tuhan. Aku pulang untuk menguburkan Papa dan mengurus surat-surat dan banyak hal lainnya. Selagi keluarga kami disibukkan oleh urusan kematian, kira-kira tanggal 19 April, Mamaku dapat telpon di HP-nya yang ternyata dari Pt. Cigna ( http://www.asuransicigna.com/) yang juga punya website lain di http://www.cigna.com/. Orang yang menelpon itu menanyakan Mamaku apakah Mama mau meneruskan pembayaran asuransi premi ke Pt. Cigna. Karena masih dalam suasana berkabung Mamaku pun minta pengertian agar orang yang menelpon menelpon laen waktu saja karena Mamaku enggan mengurus hal-hal lain karena kami sekeluarga capek sekali disamping gag bisa tidur nyenyak. Hari Seninnya, 3 hari setelah kami menguburkan Papa dan masih harus mengurus surat-surat ke sana-sini serta membayar biaya-biaya buat keperluan Papa, BCA Credit Card Center(pengakuan penelepon) menelpon dan kali ini menelpon ke HP Kokoku. Karena Kokoku masih capek sehabis mengurus surat-surat dan masih banyak biaya-biaya yg harus dibayar, jadi Kokoku pun meminta dikasi waktu untuk memikirkannya karena banyak yang harus dibayar untuk keperluan mulai dari biaya Rumah Sakit, persemayaman (peti, upacara dan sewa tempat), kuburan dan biaya-biaya seperti transport. Setelah telepon ditutup, Kokoku menanyakan ke Mamaku ada apa dengan BCA Credit Card Center. Besok malamnya terulang lagi dengan orang yang berbeda dan juga mengaku dari BCA Credit Card Center, tapi kali ini orangnya berkeras untuk berbicara dgn Mama, tanpa mau menyebutkan dengan jelas ada tujuan apa. Karena merasa didesak soal urusan apa tanpa mau menyebut dengan jelas, hanya bilang soal credit card. Orang itu jengkel dan menutup telpon mendadak. Suara latar belakang sewaktu ditelpon, suara sepeda motor dan lalu lintas yang rame, membuat curiga kalau itu bukan BCA Credit Card center. Dan sempat terbesit kecurigaan kalau kalau ini bermaksud untuk menipu orang yang awam, spy bisa mendapatkan dana dari credit card itu. Ternyata ceritanya dimulai saat Mamaku ditawarin Kartu Kredit BCA bulan Desember 2006. Yang mengisi aplikasinya adalah pegawai BCA yang sedang mencari poin. Setelah mendapatkan Kartu Kredit BCA, kira-kira bulan Januari ada seseorang mengaku dari BCA Credit Card Center menelpon pada waktu jam 9 malam untuk menawarkan program asuransi. Orang tersebut menyebutkan data-data diri Mamaku mulai dari nama, alamat, nomer kartu kredit BCA, dan tanggal kadaluarsa kartunya yang mana semua data-datanya adalah benar yang berarti benar dari BCA Credit Center krn tidak pernah terpikir kalau data2 diserahkan ke pihak ketiga yg berkerja sama dgn BCA Credit Card Center. Telponnya lalu disambung dengan omongan yang gag berhenti-henti tentang asuransi. Pertama kali Mamaku menolak ikut asuransi dan setelah orang tersebut membujuk-bujuk, akhirnya luluh dan tanpa sadar berkata Ya . Orang itu berkata kalau telpon ini direkam, dan disebutkan kalau berkata ya, berarti sudah pasti ikut asuransi. Lalu orang tersebut berkata' "Bu,. nanti saya kirim brosur dan formulir asuransi. Kalau Ibu tidak mau ikut asuransi ini nanti formulirnya tidak usah diisi dan harap dikirim balik. Kalau tidak salah hal ini melanggar peraturan BI, yang melarang persetujuan otomatis terjadi tanpa adanya peryataan tertulis dan ada juga larangan persetujuan transaksi dengan cara lisan, kecuali bla bla dgn BI (BI gimana sih, kok gak jelas penjelasan pasal itu maupun pasalnya). Sampai saat itu, Mama masih mengira kalau asuransi itu adalah asuransi BCA, karena itu pada keesokan harinya, sewaktu orang asuransi BCA datang, Mama tanya2 soal asuransi itu. Surat dan brosur pun datang, tetapi sebelum Mamaku sempat mengembalikannya, Papaku jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Mamaku pun sibuk bolak-balik ke Rumah Sakit menjaga Papaku terus selama 24 jam dan terpaksa menelantarkan pekerjaan dan hal-hal lain. Papaku sakit dari sejak saat itu sampai meninggalnya tanggal 16 April lalu. Saat mamaku memeriksa jumlah saldo di bank BCA, ternyata ada tagihan dari Asuransi Pt. Cigna pada bulan Maret, selagi Mamaku sibuk merawat Papaku. Padahal Mamaku belum mengisi aplikasi apapun saat itu dan bahkan belum mengembalikan aplikasinya. Tentu saja Mamaku terkejut karena aturan umum kan seharusnya setelah mengisi aplikasi baru ditagih. Karena sistim pembayaran Kartu Kredit BCA adalah auto-payment yang artinya langsung ditutup dengan debet dari tabungan BCA, jadi pembayaran paksaan dari Pt. Cigna itu otomatis terbayar pada hari ditagihnya ke premi ke Kartu Kredit BCA. Tanggal 8 Mei, dua minggu setelah semua penguburan Papa dan urusan-urusan hampir beres, Mamaku pun ke kantor pusat BCA dan meminta kejelasan soal asuransi Cigna yang telah dua kali menagih ke Kartu kredit BCA Mama saat itu. Ternyata Kartu Kredit BCA bekerja sama dengan pihak lain dan itu tercantum dalam tulisan kecil-kecil di bagian yang hampir bawah di persyaratan Kartu Kredit BCA. Dalam kerja sama itu, BCA akan memberikan data-data nasabah Kartu Kredit BCA ke pihak rekanan BCA alias pihak ketiga di luar BCA yang bekerja sama dengan BCA. Pembaca, harap berhati-hati dengan persyaratan Kartu Kredit BCA (Juga kartu kredit lain, baca pasal2nya dalam huruf kecil dan kalau perlu minta mereka untuk mencetak dalam huruf BESAR) karena hal ini menyebabkan BCA tidak menjamin kerahasiaan data-data anda. Kenapa saya berkata begini? Sebab selama 7 tahun memegang Kartu Kredit yang sama jenisnya dengan yang dipegang Mama saya, yang dimiliki oleh suatu bank di Australia, saya tidak pernah menemukan kasus seperti ini. Data-data saya termasuk nomer kartu kredit, tanggal habis berlakunya, nama dan alamat adalah rahasia alias privacy yang sangat dirahasiakan oleh bank di Australia ini dan dilindungi dengan hukum yang ketat. Bank bertanggung jawab penuh atas kerahasiaan ini apabila dibocorkan oleh pihak dari bank itu sendiri. Pegawai BCA bagian kartu kredit yang melayani kamu berusaha keras membantu kami. Good point on her as a honest and hardworker staff, not on BCA! Mama sayapun memutuskan untuk mengembalikan Kartu Kredit BCA karena merasa terganggu oleh telepon-telepon dari yang mengaku2 BCA Credit Card Center(dgn adanya data2 ditangan pihak ketiga, sekarang susah untuk membedakan mana yang asli. Sewaktu telpon kedua untuk Koko, terdengar dgn jelas kalau itu pihak ketiga, krn adanya suara lalu lintas yang rame dilatar belakang penelepon) selagi Papa saya sakit sampai masa berkabung yang selalu menelpon pada malam hari saat kami sekeluarga sedang beristirahat dan lagi pula saya kuatir dengan kebocoran data-data kartu kredit BCA yang membuat saya merasa tidak aman kalau-kalau ada yang mencuri data-data Mama saya dan memakai nomer kartu kreditnya untuk membeli sesuatu ataupun menyalah gunakan Kartu Kredit tersebut untuk hal-hal lain. Saya sampai berpikir separah inikah kebocoran data nasabah bank di Indonesia? Si pegawai BCA pun berusaha menghubungi Pt. Cigna dan tersambung dengan Bapak Dias dari Pt. Cigna. Setelah menjelaskan kronologi cerita sambil menekankan bahwa Mama saya tidak pernah menandatangi atau mengisi aplikasi apapun dari Cigna, Bapak Dias menyarankan agar kembali lagi tanggal 15 Mei 2007 untuk mengembalikan Kartu Kredit BCA, karena ternyata tagihan premi sudah ditagih dan dibayar auto-payment untuk 1 bulan. Mama sayapun dibantu oleh si pegawai BCA untuk menanda tangani surat pernyataan untuk berhenti ikut Asuransi Cigna dan suratnya di fax ke Bapak Dias sesuai dengan permintaan Bapak Dias. Tanggal 15 Mei, saya dan Mama saya kembali ke BCA untuk mengembalikan Kartu Kredit BCA. Alangkah terkejutnya kamu berdua karena ternyata tanggal 15 Mei tersebut pada pagi harinya Pt. Cigna telah menagih premi lagi ke Kartu Kredit BCA Mama. Padahal kami telah menuruti apa yang dikatakan oleh Bapak Dias pada tanggal 8 Mei lalu. Pegawai BCA yang sama pun terkejut dan menelpon Pt. Cigna untuk berbicara dengan Bpk. Dias. Setelah berbicara berbagai macam, aku meminta pada pegawai BCA tersebut untuk meminta agar uang premi dikembalikan karena sedari awal pun Mama tidak pernah mengisi aplikasi premi asuransi Pt. Cigna. Bapak Dias menjawab dan meminta waktu sampai tanggal 23 Mei untuk mengurus semua pemberhentian tagihan premi Asuransi karena katanya dia baru tahu hal ini meskipun pegawai BCA itu menegurnya karena tanggal 8 Mei dia sudah mengirimkan fax dan sudah menelpon Bapak Dias untuk mengurus pemberhentian keikutsertaan asuransi atas nama Mama saya. Setelah beberapa kali diskusi dan menelpon Bapak Dias terus-menerus pagi itu, akhirnya Bapak Dias mengatakan bahwa dia akan mengembalikan premi asuransi tanggal 28 Mei, alias mundur 5 hari dari kesepakatan semula. Kami pun ragu akan cara kerja asuransi Pt. Cigna karena sudah jelas gak ada aplikasi bisa menagih. Teman saya yang bekerja di perusahaan asuransi besar di Jakarta menjelaskan bahwa hal itu sudah melanggar aturan utama cara kerja asuransi, seharusnya ada bukti aplikasi barulah bisa menagih. Hal ini menunjukkan jelas-jelas bahwa Pt. Cigna sengaja menyalahi aturan utama perusahaan asuransi. Teman saya pun menyarankan untuk menghubungi bank BCA yang mana sudah kami lakukan sejak tanggal 8 Mei tapi hebatnya Pt. Cigna masih bisa menawarkan untuk mengulur pengembalian Kartu Kredit BCA dan menagih pagi-pagi tanggal 15 Mei itu. Karena kuatir Mama tambah stress dengan tekanan dari Pt.Cigna dan kuatir Pt. Cigna akan berusaha mengulur-ulur waktu agar orang menjadi capek dan ogah mengurus dengan harapan premi bisa jalan masuk terus ke Pt. Cigna, kami sekeluarga memutuskan untuk mengembalikan Kartu Kredit BCA hari itu. Saya dan Mama kembali lagi ke Kantor Pusat BCA dan menandatangani surat pengembalian Kartu lalu menggunting-gunting kartu kredit serta menggores-gores bagian magnetik lalu mengembalikan ke BCA. Manager bagian Kartu Kredit BCa sudah meminta kami mempertimbangkan keputusan kami dan memberi waktu bagi Cigna untuk mengembalikan preminya sampai tanggal 28 Mei sesuai janji Bapak Dias karena Cigna beralasan hanya bisa mengembalikan premi lewat Kartu Kredit BCA. Karena sudah kenyang ditipu oleh Cigna dan masih disuruh mengulur waktu dan kecapekan karena harus datang ke BCA berkali-kali dan menelpon Cigna berkali-kali, saya bilang ke Bapak Dias kalau sungguh-sungguh mau mengembalikan premi harus di transfer ke tabungan BCA Mama saya, namun Cigna menolak dan berkeras menunggu sampai 28 Mei. Akhirnya kami memutuskan tetap mengembalikan Kartu Kredit BCA dan menolak menunggu pengembalian premi karena saya harus segera balik ke Australia untuk kembali bekerja dan Koko saya pun sudah kembali bekerja di luar kota. Kalau menunggu sampai tanggal 28 Mei, kami kuatir Mama akan stress dan masih diulur-ulur oleh Pt. Cigna dengan segala macam alasan. Lucunya akhir dari kasus dengan Pt. Cigna ini adalah sewaktu kami menelpon tanggal 15 Mei, Bapak Dias mengatakan kalau mau berhenti tanggal 23 Mei baru bisa berhenti resmi, tidak bisa dipercepat. Tapi tanggal 22 Mei, saya menerima surat dari Pt. Cigna lewat pos tercatat. Di dalamnya berisi surat yang menyatakan bahwa sejak tanggal 10 Mei asuransi Mama sudah dibatalkan dan dinyatakan tidak berlaku dan ada tanda tangan dari Lily Wati bagian Customer Service. Kenapa tanggal 15 Mei lewat telpon, Bapak Dias menyatakan tanggal 23 Mei baru bisa resmi berhenti? Agaknya Pt. Cigna sengaja membuat surat tercatat tanpa perangko dan membuat seolah-olah surat telah dibuat tanggal 10 Mei. Bagaimana dengan saksi-saksi dan rekaman suara pegawai BCA yang kami rekam diam-diam sebagai bukti percakapan kami dengan Bapak Dias? Yang lebih lucu lagi setelah saya menekankan bahwa saya mempunyai Kartu Kredit dari suatu bank di Australia yang tidak pernah mengalami masalah seperti ini dan kejadian ini membuat saya berpikir bahwa Kartu Kredit BCA tidak aman sama sekali, pegawai BCA yang lain yang mendampingi manager kartu kredit BCA menjawab bahwa BCA hendak membuat satu lagi produk Kartu Kredit BCA yang tidak bekerja sama dengan Pt. Cigna. Bagaimana ini BCA? Kenapa Pt. Cigna tidak ditindak lanjuti dan bagaimana perhatian BCA terhadap Mama dan Papa saya yang telah menjadi nasabah BCA selama bertahun-tahun bahkan memakai banyak layanan BCA seperti deposito, rekening koran harian, valas, transfer valas, sampai akhirnya memutuskan memiliki kartu kredit pertama lewat BCA? Ditambah lagi, saya membaca banyak kasus dengan Pt. Cigna yang menunjukkan jelas-jelas bahwa staff di Pt. Cigna sama sekali tidak professional di koran Kompas. Jangan lupa Pt. Cigna, Kompas ada bagian Redaksi YTH yang menulis tentang keburukan layanan dari Pt. Cigna lewat website online Kompas! Berikut ini adalah keluhan-keluhan dengan Pt. Cigna dari search on google: 1. Tertipu oleh Telemarketing Asuransi CIGNA Dari Media Konsumen.com 2. Asuransi CIGNA Mengambil Hak Nasabah: Media Konsumen.com 3. Asuransi Cigna Bertindak Sepihak dari Kompas Online 4. GE Finance dan Cigna Tidak Professional dari detik.com 5. Sulit klaim asuransi jiwa Carrefour-Cigna dari web.bisnis.com Bila ada complaint lain tentang cara kerja Cigna di website online, silakan informasikan ke saya di bagian comment.


1429 dilihat