Kecewa Layanan Premium Uber Black
08 July 2015
Finansial
Penasaran dengan kehadiran Taksi Uber di Jakarta membuat saya ingin mencoba layanan taksi (yang katanya) mewah tersebut. Berharap dapat layanan premium. Siang itu saya melakukan order pada tanggal 6 Juli 2015 melalui aplikasi Uber dari Lapangan Banteng Timur ke jalan Pasar Minggu Raya dan memilih layanan kategori Uber Black dengan harapan dapat merasakan kemewahan taksi Uber selain jenis Innova. Tak berapa lama notifikasi pada ponsel yang saya terima yaitu wajah sopir K yang ternyata dengan mobil Innova B XXXX. Walaupun harapan tidak tercapai, namun untuk trip awal dari Lapangan Banteng Timur menuju Pasar Minggu Raya saya cukup puas, karena saya tidak perlu menunggu lama. Driver melakukan koordinasi dengan baik dengan cara menelepon untuk kepastian posisi penjemputan, selain itu dapat mengenal rute jalan ke tujuan dengan baik sehingga kami dapat menikmati perjalanan dan cepat tiba di tujuan. Sore harinya, kembali saya melakukan order Uber Black dari Pasar Minggu Raya ke Lapangan Banteng Timur dengan harapan dapat merasakan pelayanan minimal sama dengan trip pertama dan apabila beruntung dapat merasakan kenyamanan selain Innova. Namun notifikasi yang saya terima lagi-lagi mobil Innova B 149X XXX dengan sopir H. Saya pikir tidak apa-apa asal datang lebih cepat karena saya harus segera kembali ke kantor. Dengan perkiraan waktu yang tercantum sekitar 7 menit, saya menunggu dengan sabar sambil memantau posisi mobil yang dilengkapi GPS yang tampak pada layar ponsel. Ketika melihat posisi mobil sudah dekat dan supaya dapat cepat tiba di posisi saya, saya menelpon driver tersebut agar tidak terlewat. Namun yang membuat saya kesal ternyata mobil telah terlewat dari posisi saya sampai 2x dan harus berputar cukup jauh walaupun beberapa kali saya sudah menelepon. Akibatnya saya harus menunggu dengan waktu yang cukup lama dan menurut saya driver kurang aktif melakukan koordinasi walaupun sempat menelepon juga dan kurang memperhatikan GPS. Karena telah menunggu sekitar 40 menit dan belum ada kepastian, saya berencana untuk membatalkan tapi karena dapat dikenakan denda Rp 30.000,- dan bertambah kerugian saya maka saya memutuskan untuk menunggu. Setelah melihat posisi mobil udah mendekat dan driver menelepon maka saya memutuskan untuk berjalan ke arah jalan raya. Dengan melihat notifikasi pada layar ponsel saya mencari-cari mobil Innova B 149X XXX namun tidak saya temukan, dan akhirnya driver menelepon bahwa dia di depan jalan masuk dengan mobil Avanza B 175X XXX. Saya terkejut karena jenis dan nomor plat mobil tidak sesuai notifikasi yang ada pada aplikasi Uber dan saya memastikan si driver adalah benar-yang tercantum pada notifikasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun agak ragu dan sudah terlalu lelah menunggu, saya naik juga ke mobil tersebut dan menanyakan kenapa lama sekali dan kenapa mobil berbeda dengan notifikasi dan bagaimana tentang tarifnya, apakah tagihan akan berdasarkan kategori Uber Black padahal kenyataannya saya mendapatkan mobil Avanza yang termasuk Uber X yang tarifnya lebih murah dari Uber Black. Driver mengatakan biasanya calon penumpang menunggu di pinggir jalan sehingga tidak perlu lama mencari seperti tadi dan untuk perbedaan mobil serta tarifnya si driver menyatakan tidak tahu. Saya bermaksud komplain tetapi nomor ponsel pihak Uber yang diberikan driver ternyata tidak aktif dan saya mengirimkan SMS tetapi tidak ada tanggapan juga. Kekesalan semakin menjadi karena ternyata driver belum mengenal rute jalan sehingga dari Pasar Minggu Raya menuju Lapangan Banteng Timur telah salah mengambil rute jalan. Sangat menjengkelkan, karena saya yang mengharapkan dapat menikmati perjalanan setelah mengikuti rapat yang cukup melelahkan menjadi sangat terganggu karena harus memandu driver dengan membuka google maps dari ponsel saya. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang lebih jauh dan mengesalkan dari trip pertama, sampai juga di Lapangan Banteng Timur dan lebih mengecewakan lagi ada email tagihan dari pihak Uber karena yang harus saya bayar saya adalah untuk layanan Uber Black. Ternyata kualitas layanan premium Uber Black hanya janji kosong belaka dan sebagai konsumen saya merasa ada pembohongan publik. Dalam hal ini apakah drivernya yang mempunyai modus untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi tanpa ada pengawasan dari pihak Taksi Uber atau memang seperti itu standar layanan Taksi Uber. Terkait hal tersebut di atas, saya minta pihak Uber untuk segera menanggapi dan menghitung ulang tagihan sebelum menjadi tagihan kartu kredit. Hati-hati menggunakan Taksi Uber !
1796 dilihat