Surat Pembaca Indonesia

Pelayanan BPJS Sangat Merugikan

Finansial

Saya adalah pensiunan PNS golongan IVA (pangkat pengabdian) yang betempat tinggal di Pamulang (Tangerang Selatan), telah menderita penyakit diabetes melitus (DM) selama 16 tahun dan mempunyai 2 orang anak yang semua sedang kuliah. Dengan gaji pensiun untuk biaya hidup saat ini saya terasa sangat berat. Sebelum bulan Januari 2014, pelayanan kesehatan saya ditangani oleh PT. Askes dengan baik dan berobat secara tetap pada RS. Fatmawati seperti sbb :• Jadwal berobat saya adalah 1 bulan sekali selama 2 hari, yaitu 1 hari untuk periksa darah di laboratorium dan 1 hari lagi untuk periksa dokter. Juga dalam 1 hari dapat berobat (periksa dokter) di 2 tempat bagian penyakit (misalnya dalam 1 hari bisa berobat bersamaan di bagian penyakit dalam dan di bagian penyakit mata).• Setelah periksa dokter tersebut, terus mendapatkan resep untuk pengambilan obat di apotik RS. Fatmawati (ada 2 apotik yang terdekat dari RS. Fatmawati), dan hari itu juga diselesaikan dengan tuntas langsung mendapatkan obat dimaksud secara penuh untuk jatah 1 bulan kedepan.• Karena pasien dari PT. Askes tidak terlalu banyak di RS. Fatmawati, untuk mendapatkan nomor kecil pendaftaran berobat, saya berangkat dari rumah ke RS. Fatmawati pada pagi hari sekitar jam 5.00 WIB, dengan kendaraan umum sesuai ongkos/tarif biasa.• Juga karena pasien dari PT. Askes tidak terlalu banyak dan dapat dilayani oleh 2 tempat apotik, maka tidak terjadi penumpukan manusia pada 1 tempat apotik RS. Fatmawati tersebut. Saat ini pelayanan kesehatan mulai Januari 2014 oleh pemerintah ditetapkan kepada lembaga BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Adapun selama pelayanan kesehatan yang baru (BPJS) ini, saya tetap berobat di RS.Fatmawati di bagian penyakit dalam dengan jadwal sama seperti tersebut diatas.Akan tetapi kondisi/situasi berobat saya saat ini berubah total seperti yang telah saya alami sbb:• Tanggal 21 Januari 2014 saya berobat di bagian penyakit dalam. Niat saya saat itu juga akan berobat di bagian penyakit mata secara bersamaan dalam 1 hari, sama seperti yang telah saya lakukan pada waktu saya menjadi peserta PT. Askes. Akan tetapi keinginan berobat saya ditolak (tidak bisa) oleh staf bagian pendaftaran. Dalam 1 hari hanya bisa berobat pada 1 bagian penyakit saja, tidak bisa berobat di 2 bagian penyakit, begitu kata staf tadi.• Begitu pula untuk pengambilan obat untuk jatah 1 bulan di apotik RS. Fatmawati tidak bisa diselesaikan tuntas dalam 1 hari, akan tetapi harus diambil bertahap selama 5 kali angsuran pengambilan pada hari yang berbeda (dijatah batas biaya satu kali pengambilan obat tidak boleh melewati besaran Rp. 300.000) walaupun tetap gratis.• Untuk mendapatkan nomor kecil antrian berobat dan pengambilan obat, saya harus berangkat ke RS.Fatmawati sekitar jam 4.00 WIB pagi dengan menggunakan kendaraan umum dengan biaya/ongkos lebih tinggi dari tarif biasa. Keadaan ini mengakibatkan penambahan biaya transportasi sebanyak 4 kali lipat dan juga menghabiskan waktu yang tidak perlu.• Pengambilan obat hanya bisa diambil pada satu tempat di apotik RS.Fatmawati saja (apotik yang lain yang berada di depan RS.Fatmawati, sekarang tidak melayani resep dari BPJS). Maka terjadilah kondisi yang tidak nyaman, karena terjadi penumpukan pasien yang hendak mengambil obat pada ruangan apotik yang tidak seberapa luas itu. Sehingga ruangan apotik penuh sesak pasien, hingga sore hari.Kesimpulan dari kejadian yang saya alami seperti tersebut diatas, terlihat jelas pelayanan dari PT. Askes jauh lebih baik dibandingkan pelayanan dari BPJS. Jelas juga terbukti saya sangat dirugikan.Mengingat jumlah peserta BPJS adalah kebanyakan berusia lanjut (termasuk saya) yang sudah tidak kuat tenaganya lagi, maka dimohonkan kepada pemerintah agar bagi pasien yang dahulu berasal dari jaminan PT. Askes supaya pelayanan kesehatannya dikembalikan lagi seperti keadaan sebelum bulan Januari 2014.Apabila pemerintah belum siap dengan BPJS yang adil, janganlah paksakan kepada rakyat Indonesia tercinta ini. Ataukah ini adalah gerakan intrik politik menjelang Pemilu 2014, saya tidak mengerti hal ini. Tangerang Selatan, Februari 2014.Hormat saya,


3436 dilihat